Liputan6.com, Malang - Korban dugaan eksploitas ekonomi pada anak di bawah umur yang dilakukan Julianto Eka Putra (JE) bertambah. Awalnya enam orang yang menjadi korban pendiri sekolah SPI di Batu Malang itu, kini berjumlah 14 orang atau bertambah 8.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Dirmanto mengungkapkan, korban memanfaatkan hotline layanan yang dibuka Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jawa Timur dan Satreskrim Polres Batu. Korban mengaku mengalami perlakuan eksploitasi ekonomi yang beragam dari pelaku.
"Perlakuan itu dialami oleh para korban saat mereka masih bersekolah di yayasan sekolah yang dirikan oleh JE," kata Dirmanto, Jumat (15/07/22).
Advertisement
Baca Juga
Dirmanto menambahkan, beberapa korban mengaku pernah dipaksa Julianto Eka melakukan pekerjaan kasar dan berat. Mereka mengalami perlakuan eksploitasi ekonomi itu saat masih menjadi siswa di sekolah SPI tahun 2009.
"Beragam laporannya, ada yang disuruh membersihkan sungai, mengangkut batu, melayani tamu sampai ada dipaksa menjadi pengelola kampung kids milik JE," ujar Dirmanto.
Menurut Dirmanto, penyidik akan melakukan pemeriksaan terhadap pelapor baru itu sebagai saksi. Dia menambahkan, penyidik saat ini masih fokus mengumpulkan alat bukti atas dugaan laporan tindak kejahatan Julianto Eka.
"Penyidik menemukan 12 TKP yang diduga kuat menjadi lokasi perlakuan eksploitasi ekonomi di dalam area sekolah SPI," jelas Dirmanto.
Penyidik mengantongi sejumlah data nama alumni yang pernah bersekolah di SPI. Nantinya itu akan menjadi alat bukti selama proses penyelidikan dan penyidikan kasus. Polisi juga terus membuka latanan hotline jika saja ada pelapor lainnya.
"Termasuk di Polres Batu juga ada hotline yang kami buka di sana, dengan nomor 082328031328," tutup Dirmanto.
Â