Mengenal Tradisi Seni Pencak Sumping Asal Banyuwangi

Pencak Sumping adalah salah satu tradisi yang diturunkan secara turun menurun dari generasi ke generasi

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jul 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Jul 2022, 07:00 WIB
Mengenal Tradisi Seni Pencak Sumping Asal Banyuwangi
Seni Pencak Sumping khas Banyuwangi. Foto (Disbudpar Kabupaten Banyuwangi)

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang memiliki segudang warisan dari budaya hingga alam.

Salah satunya warisan seni bernama Pencak Sumping Banyuwangi. Diketahui, Pencak Sumping adalah salah satu tradisi yang diturunkan secara turun menurun dari generasi ke generasi.

Pencak Sumping Banyuwangi ini masih sebangsa dengan tradisi persilatan di Indonesia. Tradisi ini sering ditampilkan Ketika momen Hari Raya Idul Adha, masyarakat berbondong bondong untuk menampilkan tradisi seni Pencak Sumping Banyuwangi.

Dilansir dari situs Disbudpar Banyuwangi, tradisi ini ditampilkan beriringan dengan musik yang berirama rencak. Diikuti oleh berbagai kalangan dari anak anak hingga dewasa. 

Penampilannya meliputi jurus jurus silat dan juga bisa menggunakan alat senjata dengan lincah.

Tradisi ini berawal dari Dusun Mondoluko Banyuwangi. Saat itu, tokoh masyarakat yang dikenal dengan nama Buyut Ido terluka dalam istilah Banyuwangi disebut luko oleh Belanda.

Luka yang didapat Buyut Ido sampai terkoyak atau modol dalam bahasa jawa. Dari peristiwa tersebut lahirlah nama Dusun Mondoluko.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Asal Usul

Hingga saat ini warga Dusun Mondoluko tetap melestarikan dengan mempelajari gerakan dari Pencak Sumping. 

Asal usul Pencak Sumping sendiri berasal dari kata Makanan yang disuguhkan Ketika warga Dusun Mondoluko sedang menjamu tamu.

Sumping adalah adonan pisang kukus yang dibaluri tepung, jika di masyarakat lebih dikenal dengan sebutan Kue Nagasari. Sumping ini dihidangkan kepada para tamu ketika Dusun Mondoluko sedang menampilkan tradisi Pencak Sumping.

Pada saat atraktsi tanding antara dua pendekar, lalu ada pendekar yang kalah maka sang pemenang akan menyumpal mulut yang kalah dengan kue Sumping. 

Selain itu ada juga warga yang menampilkan pesta Pencak Sumping sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panennya yang melimpah. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya