Banyak Diidap Perempuan Surabaya, Cara Cegah Kanker Payudara dengan Sadari dan Sadanis

Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas dan menjadi penyakit paling banyak diidap kaum perempuan

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jul 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2022, 11:00 WIB
Ilustrasi kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara Foto oleh Anna Tarazevich dari Pexels

Liputan6.com, Surabaya - Kanker payudara merupakan suatu jenis tumor ganas dan menjadi penyakit paling banyak diidap kaum perempuan. Pada tahun 2021, Dinas Kesehatan Surabaya mencatat 1.073 kasus kanker payudara di Kota Pahlawan itu.

Center Manager Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya, dr Silvia Haniwijaya mengatakan, untuk mendeteksi kanker ini perempuan harus rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Tak cukup hanya itu, pemeriksaan payudara klinis (SADANIS) juga perlu dilakukan dengan bantuan tenaga ahli.

"Perbedaan kedua pemeriksaan itu adalah lokasi dan tenaga ahli yang memeriksa. Satu dilakukan sendiri di rumah dan pemeriksaan klinis dilakukan oleh dokter yang berkompeten," kata Silvia Haniwijaya saat sosialisasi kepada Kader PKK di Surabaya, Jumat (29/07/22).

Silvia menjelaskan, beberapa tanda dan gejala adanya kanker payudara yang perlu diketahui di antaranya keluar cairan atau darah dari puting. Kemudian muncul benjolan di permukaan payudara, muncul lipatan kulit di payudara, adanya cekungan atau lesung di permukaan payudara, adanya perubahan tekstur kulit payudara.

"Jika ada perubahan kondisi puting juga perlu diperhatikan. Seperti puting masuk ke dalam kulit payudara, muncul rasa sakit di ketiak, muncul iritasi pada kulit payudara, ada perubahan bentuk pada puting, serta ada perubahan bentuk pada payudara," jelas Silvia.

Silvia menambahkan, untuk mendeteksi kanker payudara klinis pada perempuan berusia diatas 40 tahun bisa dengan skrinning mammografi. Sementara untuk perempuan berusia dibawah 40 tahun dengan USG payudara.

"Dengan mammografi punya peluang sebesar 75 persen untuk menemukan lesi abnormal berukuran 2 milimeter di payudara. Semoga perempuan bisa mengantisipasi keterlambatan penanganan kasus kanker agar bisa memberikan harapan hidup yang berkualitas," ujar Silvia.

Silvia menyebutkan, selain penyuluhan, AHCC juga berkomitmen untuk menggelar skrining mammografi yang diberikan secara secara cuma-cuma kepada 310 kader PKK. Pemeriksaan itu bisa dilakukan jika memiliki riwayat kanker payudara di keluarga, berusia di atas 40 tahun,

"Dan juga perempuan itu tidak sedang hamil maupun menyusui," tutup Silvia.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya