OPINI: Industri Maritim tanpa Galangan, Ibarat Rumah tanpa Fondasi

Ketika galangan kapal tidak memiliki kapasitas atau kemampuan yang cukup, seluruh ekosistem maritim menjadi terganggu.

oleh Novia Harlina diperbarui 29 Nov 2024, 21:18 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2024, 18:33 WIB
Dr. Ir. I G.B. Kurniawan Ranuh, MSc.
Dr. Ir. I G.B. Kurniawan Ranuh, MSc.

Liputan6.com, Jakarta - Industri maritim adalah elemen vital yang menopang perekonomian global. Dengan jutaan ton barang yang diangkut melintasi lautan setiap tahun, industri ini menjadi pilar utama perdagangan domestik dan internasional, memastikan pasokan barang penting seperti makanan, energi, dan bahan mentah tetap mengalir dengan lancar.

Namun, keberadaan industri maritim tidak akan stabil tanpa galangan kapal. Galangan kapal, yang berfungsi sebagai tempat pembangunan, perawatan, dan perbaikan kapal, ibarat fondasi dari rumah megah yang menjaga industri maritim tetap berdiri tegak.

Ketika galangan kapal tidak memiliki kapasitas atau kemampuan yang cukup, seluruh ekosistem maritim menjadi terganggu. Kapal-kapal yang tidak dapat dirawat dengan baik dapat menyebabkan masalah besar, mulai dari waktu henti operasional hingga kecelakaan di laut.

Tanpa galangan kapal yang memadai, industri maritim akan menghadapi berbagai kendala, termasuk meningkatnya ketergantungan pada negara lain untuk kebutuhan kapal, meningkatnya biaya operasional, dan ketidakmampuan untuk memenuhi standar keselamatan internasional. Semua ini berdampak langsung pada efisiensi dan daya saing global negara yang bersangkutan.

Dalam konteks nasional, galangan kapal tidak hanya berfungsi sebagai pusat kegiatan industri, tetapi juga sebagai penopang kemandirian maritim. Negara-negara yang memiliki galangan kapal canggih dan berdaya saing tinggi dapat memastikan bahwa mereka tidak bergantung pada galangan kapal asing untuk membangun atau memelihara armada mereka.

Ini sangat penting dalam hal menjaga kedaulatan maritim dan melindungi kepentingan nasional, terutama di wilayah yang rawan konflik. Galangan kapal yang kuat berarti bahwa negara memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons ancaman maritim dengan cepat, memastikan kesiapan dan efektivitas operasional angkatan lautnya.

Namun, membangun galangan kapal yang modern dan efisien tidaklah mudah. Banyak galangan kapal, terutama di negara-negara berkembang, menghadapi tantangan besar dalam hal teknologi, pendanaan, dan pengembangan tenaga kerja.

Teknologi yang digunakan sering kali usang dan tidak efisien, sementara investasi yang diperlukan untuk modernisasi cukup besar. Selain itu, tantangan dalam hal sumber daya manusia, seperti kurangnya tenaga kerja terampil yang memahami teknologi modern, juga menjadi kendala besar.

Tanpa keahlian yang memadai, galangan kapal tidak akan mampu mengoperasikan peralatan canggih atau menangani proyek-proyek besar dengan standar tinggi.

Penting juga untuk memahami bahwa galangan kapal tidak hanya terkait dengan pembangunan kapal besar seperti kapal kargo atau kapal tanker, tetapi juga kapal militer. Dalam dunia yang semakin tidak pasti, di mana ancaman maritim menjadi lebih kompleks, memiliki galangan kapal yang mampu membangun dan memelihara kapal perang adalah keharusan strategis.

Kapal perang seperti fregat, korvet, dan kapal selam memerlukan teknologi tinggi dan integrasi sistem yang rumit, dan galangan kapal adalah satu-satunya tempat di mana kapal-kapal ini dapat dibangun dan di-upgrade dengan teknologi terbaru.

Dalam situasi konflik atau ketegangan, ketidakmampuan untuk memelihara atau memperbarui kapal perang secara mandiri dapat menjadi ancaman besar bagi keamanan nasional.

Di sisi lain, galangan kapal juga memainkan peran penting dalam menjaga ketahanan pangan maritim. Sektor perikanan sangat bergantung pada kapal perikanan yang andal dan efisien untuk menjangkau area perikanan yang luas dan produktif.

Jika kapal-kapal ini tidak dirawat dengan baik atau dibangun dengan desain yang tidak efisien, hasil tangkapan dapat menurun secara drastis, yang berdampak pada pasokan pangan masyarakat.

Galangan kapal yang inovatif dapat mendukung sektor ini dengan membangun kapal-kapal yang hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, sehingga nelayan dapat meningkatkan produktivitas mereka tanpa merusak ekosistem laut.

Tantangan besar yang dihadapi galangan kapal menuntut tindakan segera dan strategis. Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih kuat, baik dalam bentuk kebijakan yang mendukung maupun insentif untuk mendorong modernisasi galangan kapal.

Salah satu langkah penting adalah dengan berinvestasi dalam teknologi canggih, seperti otomatisasi dan digitalisasi proses produksi. Dengan teknologi ini, galangan kapal dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya produksi, yang pada akhirnya membuat mereka lebih kompetitif di pasar global.

Selain itu, adopsi teknologi hijau juga sangat diperlukan untuk memenuhi standar lingkungan internasional, mengingat perhatian dunia yang semakin besar terhadap isu-isu lingkungan.

Kolaborasi dengan mitra internasional dapat menjadi solusi untuk mempercepat transfer teknologi. Galangan kapal lokal dapat belajar dari negara-negara yang telah sukses dalam industri ini, seperti Korea Selatan, Tiongkok, dan Jepang. Mereka bisa berbagi praktik terbaik, teknologi modern, dan keahlian manajerial untuk meningkatkan efisiensi produksi.

Selain itu, program kemitraan publik-swasta (PPP) dapat digunakan untuk mempercepat pembangunan galangan kapal dan berbagi risiko antara pemerintah dan sektor swasta. Ini menciptakan sinergi yang menguntungkan semua pihak dan memungkinkan galangan kapal untuk tumbuh dengan lebih cepat dan efisien.

Pengembangan tenaga kerja juga sangat penting. Industri galangan kapal membutuhkan pekerja yang terampil dan memahami teknologi modern. Oleh karena itu, pemerintah dan industri harus bekerja sama untuk menciptakan program pelatihan dan pendidikan kejuruan yang relevan.

Universitas dan sekolah kejuruan dapat menjadi mitra penting dalam mengembangkan kurikulum yang mendukung inovasi maritim. Program magang di galangan kapal dan kolaborasi dengan universitas internasional dapat membantu membangun tenaga kerja yang kompeten dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa galangan kapal tetap relevan dan kompetitif. Di era di mana perhatian terhadap lingkungan semakin besar, galangan kapal harus mengadopsi teknologi hijau yang mengurangi emisi dan limbah. Ini bukan hanya tentang memenuhi peraturan lingkungan, tetapi juga tentang membangun masa depan yang berkelanjutan.

Galangan kapal yang mampu membangun kapal-kapal yang ramah lingkungan akan memiliki keunggulan kompetitif di pasar global, yang semakin peduli dengan keberlanjutan. Investasi dalam teknologi hijau juga dapat menarik lebih banyak pelanggan dan mitra internasional, yang semakin memperkuat posisi galangan kapal di pasar global.

Dengan semua tantangan ini, galangan kapal memiliki peluang besar untuk bertransformasi dan menjadi pemain kunci dalam perekonomian dan pertahanan negara. Galangan kapal yang modern dan efisien dapat menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi teknologi, dan memperkuat kemandirian nasional.

Dalam jangka panjang, ini tidak hanya menguntungkan industri maritim tetapi juga perekonomian negara secara keseluruhan. Namun, semua ini hanya dapat terjadi jika ada komitmen kolektif dari semua pemangku kepentingan untuk membangun dan mendukung galangan kapal yang kompetitif, inovatif, dan berkelanjutan.

Seperti rumah yang kokoh membutuhkan fondasi yang kuat, industri maritim membutuhkan galangan kapal yang efisien dan inovatif. Tanpa galangan kapal yang berfungsi sebagai fondasi, semua inisiatif di sektor maritim akan goyah, tidak stabil, dan mudah runtuh.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita melihat galangan kapal sebagai aset strategis dan memastikan bahwa mereka mendapatkan perhatian dan investasi yang layak untuk menopang masa depan maritim kita.

Penulis: Dr. Ir. I G.B. Kurniawan Ranuh, MSc

 

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya