6 Tempat Ibadah Paling Bersejarah di Kota Jakarta

Sebagai kota yang heterogen, Jakarta menyimpan begitu banyak tempat ibadah bersejarah. Berikut 6 di antaranya.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 22 Jun 2015, 12:20 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2015, 12:20 WIB
[Bintang] Bukti Toleransi Antar Umat Beragama yang Akan Sejukkan Puasamu
Arsitek Masjid Istiqlal | via: infomasjid.wordpress.com

Liputan6.com, Jakarta Jakarta merupakan mozaik, pecahan-pecahan etnis dan agama yang membentuk satu kesatuan. Dalam kontak sosial yang intensif, berbagai etnis tersebut melebur dan meninggalkan identitas asli mereka sekaligus membentuk identitas komunal yang baru, yang dikenal dengan nama etnis Betawi. Maka tak berlebihan jika Lance Castles, dalam karyanya yang berjudul ‘Profil Etnik Jakarta’ disebutkan bahwa di Jakarta, Tuhan menciptakan orang Indonesia.

Sebagai kota dengan tingkat heterogen yang sangat tinggi, Jakarta menyimpan begitu banyak tempat ibadah bersejarah, yang tersebar di berbagai kawasannya.

Tim Liputan6.com pada Senin (22/6/2015) telah memilih 6 tempat ibadah bersejarah di Kota Jakarta berdasarkan riset yang dihasilkan berbagai sumber. Berikut 6 tempat ibadah bersejarah yang ada di Kota Jakarta.

1. Masjid Almakmur Cikini

Masjid Almakmur dibangun pada 1860 dan menjadi salah satu masjid tertua yang ada di Jakarta. Sempat mengalami sengketa tanah dengan pemerintah kolonial Belanda, masjid Almakmur Cikini akhirnya diresmikan berdiri oleh Agus Salim pada 1932 dan diperlebar ke belakang pada 1962 menyerupai bangunan aslinya.

Sumber Foto: Jakarta.go.id

 

2. Gereja Katedral

Pembangunan gereja katedral dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat pastor Nelissen sebagai prefek apostik Hindia Belanda pada 1807. Sempat mengalami musibah kebakaran dan ambruk, Gereja Katedral yang lokasinya bersebelahan dengan Masjid Istiqlal akhirnya dibangun oleh seorang arsitek bernama MJ Hulswit.

Bus tingkat wisata jurusan Pasar Baru-Bundaran HI melintas di Kawasan Gereja Katedral, Jakarta, (6/10/14). (Liputan6.com/ Faizal Fanani)

 

3. Wihara Dharma Bhakti

Wihara yang berlokasi di kawasan Petak Sembilan, Taman Sari, Jakarta Barat, merupakan salah satu wihara tertua yang ada di Jakarta. Dibangun pada 1650 oleh seorang Luitnant Tionghoa yang bernama Kwee Hoen, Wihara Dharma Bhakti masih berfungsi hingga kini.

Oleh masyarakat keturunan Tionghoa, wihara ini lebih dikenal denga nama Jin De Yuan, yang memiliki makna mengingatkan manusia untuk lebih mementingkan kebajikan antar sesama, bukan hanya kehidupan duniawi saja. Pada Mei 2015, wihara ini mengalami musibah kebakaran yang menghanguskan beberapa bagiannya.

Wihara Dharma Bhakti ditutupi dengan seng setelah terbakar beberapa waktu lalu, Jakarta, Rabu (6/5/2015). Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para pengusaha untuk membantu pembangunan Wihara Dharma Bhakti. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

4. Gereja Sion

Gereja Sion merupakan gereja peninggalan Portugis yang dibangun pada 1695. Terletak di antara Jalan Pangeran Jayakarta dan Jala Mangga Dua Raya. Memiliki bangunan bergaya art deco, Gereja Sion hingga kini masih difungsikan sebagaimana tujuan awal didirikan. Sebagai salah satu gereja tertua di Jakarta, Gereja Sion kerap mendapat kunjungan dari berbagai turis asing yang melancong ke Kota Jakarta.

Sumber Foto: Wikipedia.org

 

5. Masjid Istiqlal

Meski bukan termasuk salah satu masjid tertua di Jakarta, namun Masjid Istiqlal mempunyai sejarah unik seputar pendiriannya. Masjid Istiqlal dibangun atas prakarsa beberapa tokoh nasional, seperti Agus Salim dan Wahid Hasyim. Masjid yang dibangun sebagai simbol kemerdekaan RI ini merupakan masjid terbesar yang ada di Asia Tenggara. Uniknya, Masjid Istiqlal dibangun oleh arsitek keturunan Batak bernama Frederich Silaban yang justru beragama Kristen.

Masjid Istiqlal | via: dawaki.blogspot.com

 

6. Masjid Luar Batang

Masjid yang berlokasi di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara ini memiliki sejarah yang panjang. Dibangun pada 1756, masjid ini awalnya hanya berbentuk mushola kecil. Bangunan Masjid Luar Batang terpengaruh budaya Tiongkok, India, dan Arab. Pengaruh ini tak lepas dari peran Jakarta Utara sebagai kota pelabuhan dan tempat singgah orang-orang dari berbagai latar belakang etnis dan negara. Di awal tahun 2000, Masjid Luar Batang diresmikan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi pemerintah. (Ibo/igw)

Sumber Foto: Jakarta.go.id

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya