Gunung Ijen dan Alas Purwo Akan Jadi Cagar Biosfer

Langkah ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat yang sejak lama mengusung konsep ecoturisme.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 05 Sep 2015, 16:34 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2015, 16:34 WIB
Kawah Ijen
Keindahan fenomena api biru di Kawah Ijen. Foto: Ahmad Ibo.

Liputan6.com, Jakarta Taman Nasional Alas Purwo dan Gunung Ijen akan diusulkan menjadi nominasi cagar biosfer dunia oleh pemerintah Indonesia. Hal ini disampaikan Executive Director Kominte Nasional Program MAB-UNESCO LIPI Indonesia, Purwanto, saat meminta dukungan dan rekomendasi daerah kepada Bupati Abdullah Azwar Anas di Kantor Pemkab Banyuwangi.

Purwanto mengatakan Cagar Biosfer merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama program MAB-UNESCO untuk mepromosikan konservasi keanekaragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu syarat sebuah situs dijadikan nominasi adalah adanya rekomendasi dari stakeholder termasuk dari pemerintah daerah tempat situs berada.

Lebih jauh Purwannto menjelaskan, pemerintah Indonesia melalui rekomendasi dari Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah memilih empat situs yang masuk nominasi cagar biosfer, yaitu Taman Nasional Alas Purwo, Gunung Ijen, Taman Nasional Meru Batiri, dan Taman Nasional Baluran. Ke-empat lokasi ini diusulkan menjadi satu kesatuan cagar biosfer, yang dinamakan dengan Cagar Biosfer Blambangan.

Menurut informasi yang diperoleh tim Liputan6.com, Kamis (3/9/2015), Purwanto menegaskan, “Tidak akan ada konsekuensi terhadap status pengelolaan atau kepemilikan, semuanya tetap seperti semula. Dengan menjadi Cagar Biosfer, hanya pola pikir kita yang akan berubah dalam mengelola cagar tersebut.”

Dalam satu kesatuan Cagar Biosfer, berbagai tempat akan diberi zonasi yang terdiri dari tiga area, yaitu area inti, area penyangga, dan area transisi. “Area inti merupakan area konservasi yang tidak boleh diutak-atik dan di bawah perlindungan hukum, sedangkan zona penyangga dimanfaatkan untuk kegiatan yang mendukung kegiatan konservasi. Sementara area transisi menjadi wilayah untuk kegiatan-kegiatan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan yang bisa dipromosikan dan dikembangkan,” ungkap Purwanto menambahkan.

Jika Cagar Biosfer ini berhasil dicanangkan ada beberapa keuntungan yang akan didapat. Selain sumber daya alam hayati dan budaya di dalam cagar terlindungi dan terkelola dengan baik, cagar biosfer akan mendatangkan keuntungan secara ekonomi jika terkelola dengan baik. Apalagi cagar Biosfer sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan dalam ranah ilmu pengetahuan.

Sementara itu, sebagai daerah yang mengusung konsep ecoturisme, Bupati Abdullah Azwar Anas mendukung penuh Alas Purwo dan Gunung Ijen menjadi Cagar Biosfer. “Kami akan memberikan rekomendasi. Kami sangat support dengan pengajuan nominasi Taman Nasional Alas Purwo dan Gunung Ijen sebagai Cagar Biosfer. Ini sejalan dengan konsep pengembangan wisata kami yang menyuguhkan lingkungan tetap lestari dan apa adanya. Kami mendukung pengelolaan lngkungan yang menjaga alam tapi juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber kesejahteraan,” ungkap Bupati Anas. (Ibo)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya