Liputan6.com, Bengkulu Guna mengajarkan kecintaan terhadap satwa langka yang dilindungi undang-undang, para murid Taman Kanak kanak Pertiwi Kota Bengkulu melakukan pelepasliaran sebanyak 300 anak penyu atau tukik di kawasan Taman Wisata Alam Pantai Panjang Kota Bengkulu.
Beragam ekspresi terlihat saat mereka memegang tukik untuk pertama kalinya tersebut, ada yang langsung memegang dengan sangat keras, ada yang ketika menyenggol tubuh tukik langsung melepaskannya sambil berteriakan, bahkan ada yang takut hingga menangis saat memegang tukik.
Desmiyanti, wali siswa saat ditemui Liputan6.com, Jumat (9/10/2015) mengatakan, kegiatan melepas anak penyu di tepi pantai ini bisa menjadi hiburan sekaligus menambah wawasan anak tentang hewan yang dilindungi.
"Mereka tidak pernah melihat anak penyu, sekarang melihat langsung, memegang dan melepaskannya ke laut lepas. Semoga mereka di masa datang bisa mencintai dan menyayangi penyu ini," ujar Desmiyanti.
Advertisement
Faisal, salah seorang murid TK Pertiwi mengaku senang bisa mengenal anak penyu leih dekat. Hal tersebut terlihat dari wajah ceria dan kepuasan ketika penyu yang digiringnya hingga ke pinggir pantai Samudra Hindia itu bisa berenang menyisir air dan langsung menuju samudera.
"Selamat jalan tukik, semoga ketemu lagi," ujar Faisal sambil memeluk kaki ibunya dengan mata berkaca kaca.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, Anggoro Dwi Sujiarto mengatakan, anak penyu atau tukik yang dilepasliar itu berasal dari Penangkaran Taman Wisata Alam (TWA) Way Hawang Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yang berjenis Penyu Lekang dan Penyu Sisik.
"Kita sengaja melibatkan para murid TK ini untuk mengajarkan kepada para generasi penerus bangsa ini untuk mencintai alam, lingkungan, dan satwa yang dilindungi. Kegiatan ini akan rutin dilakukan, sebab saat ini kita memiliki 2 lokasi penangkaran dan perlindungan penyu, yaitu di Kabupaten Mukomuko dan Way HAwang Kabupaten Kaur," tegas Anggoro. (Yuliardi Hardjo Putro/Ibo).