Liputan6.com, Jakarta Mungkin di paspor, Anda merupakan bagian dari suatu negara, tetapi jika dikaitkan dengan pola tidur sehari-hari hasilnya bisa jadi berbeda. Sebuah penelitian tentang kebiasaan tidur manusia menghubungkan waktu tidur, bangun, dan lamanya dengan negara yang seharusnya mereka tempati.
Mungkin juga terdengar seperti suatu penelitian yang bisa menodai rasa nasionalisme seseorang. Namun para peneliti mengungkapkan bahwa apa yang mereka lakukan ingin mengetahui perbedaan pola tidur berdasarkan budaya di berbagai negara di dunia.
Baca Juga
Seperti dilansir dari Time.com pada Kamis (26/5/2016), mereka telah menemukan hasil dan mengelompokkan berdasarkan waktu, bangun, dan lama seseorang tidur dengan kebiasaan masyarakat di suatu negara. Data ini bisa saja benar dan bisa pula keliru karena tolak ukur penilaiannya tidak termasuk perbedaan waktu di dunia.
Advertisement
Misalnya, jika Anda memiliki durasi lama tidur 7,3 jam dalam semalam, mungkin bisa dikatakan negara yang cocok untuk ditinggali adalah Singapura. Selain itu, jika punya durasi tidur selama 8,4 jam, bisa jadi Anda seharusnya jadi warga negara di Belanda.
Penelitian yang dilakukan oleh University of Michigan tersebut melibatkan 10.000 orang dari 20 negara di dunia. Penelitian tersebut awalnya bertujuan untuk menentukan pola tidur seseorang dengan berbagai ragam budaya.