Liputan6.com, Jakarta IKEA menghadirkan produk terbarunya,UTSMYCKAD, koleksi terbatas kerajinan tangan buatan pengrajin lokal di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Koleksi terbatas ini menggunakan material yang tersedia di sekitar tempat tinggal para pengrajin sehingga memungkinkan mereka untuk berkarya dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, dan kini dapat diperoleh di toko IKEA Alam Sutera mulai bulan Mei 2016.
Baca Juga
Rangkaian produk UTSMYCKAD mencakup kerajinan tangan dalam bentuk kotak berlaci, kotak untuk menyimpan dan bingkai foto yang terbuat dari daun Bauhinia yang sangat kuat, yang juga dikenal sebagai daun kancu, sumber alam yang banyak ditemukan di Indonesia. Daun ini berbentuk seperti kupu-kupu, yang harus direbus, dikeringkan dan kemudian digunakan sebagai lapisan luar pada produk-produk kerajinan tangan sebagaimana diterapkan pada koleksi UTSMYCKAD.
UTSMYCKAD merupakan bentuk kewirausahaan sosial bagi pengrajin lokal untuk kemitraan jangka panjang, yang merupakan salah satu cara menangani tantangan sosial dan lingkungan masyarakat dimana IKEA beroperasi. Kewirausahaan Sosial merupakan cara untuk menciptakan perubahan sosial melalui kegiatan usaha, yang telah dilakukan oleh IKEA sejak tahun 2012.
Eliza Fazia mengungkapkan, “Tidak ada jalan yang lebih baik untuk keluar dari tantangan ekonomi selain dari memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Bagi IKEA merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk dapat bekerja dengan para pengusaha lokal yang akhirnya membantu membuat lingkungannya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.”
IKEA memilih untuk berkolaborasi dengan pengrajin skala kecil yang memang bukan merupakan jenis pemasok regular karena keterbatasan sumber daya dan jumlah produksinya yang kecil. Melalui kemitraan seperti ini, IKEA menciptakan hal-hal yang sedikit berbeda bagi para pelanggannya, yaitu produk edisi terbatas kerajinan tangan yang diciptakan dengan misi sosial namun terjangkau bagi banyak orang.
Melalui kegiatan ini, IKEA telah membantu para pengrajin di wilayah Gunung Kidul untuk mempromosikan karya terbatasnya di toko IKEA sehingga diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan jiwa kewirausahaan mereka.
Saat ini IKEA telah membentuk kemitraan berbasis kewirausahaan sosial di India, Thailand, Swedia, Denmark dan di Amerika Serikat. Indonesia merupakan sebuah pasar baru dengan potensi yang amat luas untuk berkolaborasi menggunakan kewirausahaan sosial untuk mengatasi tantangan sosial melalui kegiatan bisnis.
Dengan berkolaborasi, IKEA bermaksud mengembangkan bisnis dari para pengrajin melalui misi kewirausahaan sosial dengan mendukung mereka untuk menjadi pewirausaha yang dapat mandiri, dengan memberikan akses terhadap desain, produksi, pelatihan dan pasar global IKEA.
Bekerja dengan misi sosial merupakan esensi dari bisnis kewirausahaan sosial, baik untuk mengentaskan kemiskinan, maupun untuk pemberdayaan gender, kesehatan, hak azasi manusia, pendidikan maupun pekerjaan. Melalui kemitraan ini, IKEA mempunyai kesempatan untuk berkontribusi melalui misi sosial dan memberikan dukungan positif terhadap perkembangan ekonomi dan sosial di seluruh dunia dengan menciptakan perubahan jangka panjang yang berkelanjutan, yang tidak dapat dilakukan melalui bantuan yang bersifat sesaat saja.