Kebiasaan Gigit Kuku Tanda Orang Perfeksionis, Benarkah?

Sebuah penelitian menemukan, kebiasaan gigit kuku bukan tanda orang gugup namun perfeksionis.

oleh Ivana Sitanggang diperbarui 24 Sep 2016, 10:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2016, 10:00 WIB
Gigit kuku
Sebuah penelitian menemukan, kebiasaan gigit kuku bukan tanda orang gugup namun perfeksionis.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang mengatakan, kebiasaan gigit kuku adalah ciri seseorang yang suka gelisah dan gugup. Namun, sebuah studi menghubungkan kebiasaan buruk ini kepada satu kepribadian yang mengejutkan.

Menurut sebuah studi dari Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry mengatakan, kebiasaan gigit kuku merupakan tanda orang yang perfeksionis.

Anda pasti menyangka orang yang perfeksionis memiliki bentuk kuku tanpa cela dengan warna cat kuku yang menawan. Namun seperti dilansir dari Womansday.com, Jumat (23/9/2016), menurut Dr. Kieron O'Conner, hal itu belum tentu benar. Perfeksionis biasa fokus pada hasil akhir, sehingga mereka tidak bisa rileks dan terkadang membuat diri mereka bekerja sangat keras. "Mereka cenderung mudah frustrasi, tidak sabar, dan tidak puas jika tidak mencapai tujuan yang diinginkan" jelas Dr. Kieron. Dan sifat-sifat tersebut dapat membuat seseorang memiliki kebiasaan gigit kuku.

Penelitian tersebut memiliki 48 peserta, setengah diantaranya memiliki kebiasaan gigit kuku yang berat . Mereka mengisi survei yang mengevaluasi pengalaman emosi masing-masing peserta. Kemudian mereka juga dihadapkan pada situasi yang menimbulkan perasaan tertentu, seperti stres dan bosan. Pada akhirnya, peneliti menyimpulkan bahwa perfeksionis cenderung merasa kelelahan jika tidak melakukan sesuatu. Kebiasaan gigit kuku menjadi pelepasan dari rasa tidak sabar dari si perfeksionis.

Jadi, jika Anda ingin menghentikan kebiasaan buruk gigit kuku, Anda harus berusaha untuk mengurangi kadar perfeksionis, rasa cepat bosan dan frustrasi dalam diri Anda. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya