Ini yang Terjadi pada Keluarga Saat Orangtua Terpaku pada Gawai

Orangtua yang terpaku pada gawai dapat merusak dinamika keluarga, ini faktanya.

oleh Annabella Siahaan diperbarui 07 Nov 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2016, 17:00 WIB
Ini yang Terjadi pada Keluarga Saat Orangtua Terpaku pada Gawai
Orangtua yang terpaku pada gawai dapat merusak dinamika keluarga, ini faktanya. Foto: Theasianparent.com.

Liputan6.com, Jakarta Menurut sebuah penelitian, cara orangtua menggunakan gawai dapat menimbulkan efek negatif pada dinamika keluarganya. Anda tentu sudah banyak membaca tentang bagaimana orangtua sebaiknya mengatur frekuensi penggunaan gawai pada anak-anak, namun bagaimana dengan para orangtua? Sebagian besar dari orangtua berada di depan layar gawai sepanjang hari, bahkan di rumah. Memeriksa email, membaca artikel hingga melihat media sosial adalah bagian dari kegiatan sehari-hari.

Orangtua yang terpaku pada gawainya begitu teralih oleh ponsel atau tablet hingga hal itu mempengaruhi kehidupan rumah tangga mereka, seperti yang dilansir dari Theasianparent.com pada Senin (7/11/2016). Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, orang tua yang multitasking dengan perangkat gawai mereka di sekitar anak-anak dapat menyebabkan ketegangan, konflik, dan interaksi negatif dengan anak-anak mereka.

"Orangtua merasa sedang berada di lebih dari satu tempat sekaligus saat menjalankan peran mereka sebagai orangtua. Mereka masih 'bekerja. Mereka masih menjaga hubungan sosial. Semua itu berjalan sambil memasak makan malam dan hadir untuk anak-anak mereka," kata pemimpin penelitian, Dr Jenny Radesky.

Para peneliti mengamati bahwa apa yang orangtua lihat secara online sering mempengaruhi suasana hati mereka, Inc. melaporkan. Sebuah email kantor dapat merangsang stres, interaksi buruk dapat membuat orangtua menyerang keluarga mereka, misalnya. Orangtua yang teralih oleh gawai juga membuat anak-anak mereka berperilaku nakal atau mencari perhatian."

Mengapa orang tua begitu terpaku gawai mereka?

Teknologi bersifat adiktif, tetapi orangtua tampaknya paling rentan untuk terlalu melekat pada perangkat gawai mereka. Radesky dan timnya menemukan bahwa orangtua menggunakan gawai rata-rata tiga jam sehari.

Orang tua dilaporkan mengakui bahwa teknologi adalah cara mereka "melarikan diri" dari kebosanan dan stres dari mengasuh anak dan kehidupan rumah tangga. Seorang ibu mengatakan bahwa internet mengingatkannya bahwa dia memiliki kehidupan di 'luar sana'.

Namun teknologi memang memiliki keunggulan tak terbantahkan: kecanggihan teknologi memungkinkan orangtua untuk bekerja dari rumah, berkomunikasi dengan anggota keluarga, dan menghibur anak-anak.

"Anda tidak harus hadir untuk anak-anak Anda 100 persen setiap saat. Pada kenyataannya, sehat bagi anak-anak untuk belajar mandiri. Penting juga bagi orangtua untuk merasa relevan di tempat kerja dan dalam aspek lain dari kehidupan mereka," kata Radesky. "Namun, kita melihat bahwa orangtua kelebihan beban dan lelah 'ditarik' dari begitu banyak arah yang berbeda."

Jadi apa yang harus dilakukan orangtua?

Radesky dan timnya merekomendasikan para orang tua melakukan hal berikut ini untuk membatasi waktu penggunaan gawai dan fokus pada keluarga:

1. Ciptakan aturan dasar

Sepakati waktu tertentu bagi Anda dan keluarga untuk beristirahat dari menggunakan gawai. Boleh dipraktikkan selama waktu makan atau tidur, atau ketika Anda pulang dari kerja. Anda juga bisa setuju untuk hanya menggunakan gawai di ruang tertentu, atau tidak pernah menggunakan gawai di daerah-daerah tertentu, seperti kamar tidur anak-anak Anda.

2. Perhatikan waktu penggunaan gawai

Anda dapat mengunduh aplikasi seperti Moment and Quality Time yang mencatat penggunaan ponsel. Aplikasi ini juga dapat membantu Anda melihat aplikasi apa yang paling sering Anda gunakan dan membuat Anda lebih sadar pada perilaku penggunaan gawai Anda.

3. Catat hal-hal yang dapat membuat Anda stres

Jika membaca berita atau memeriksa email pekerjaan membuat Anda stres dan mempengaruhi suasana hati Anda, pastikan bahwa Anda melakukannya hanya ketika anak-anak sibuk dengan kegiatan mereka sendiri sehingga Anda memiliki waktu dan ruang untuk memproses emosi negatif Anda.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya