Liputan6.com, Yogyakarta Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi kawasan yang tumbuh secara ekonomi. Hal ini seiring dengan tumbuhnya kuliner yang beragam di daerah ini.
Salah satu kuliner yang jadi favorit adalah mi ayam Waldi di jalan Perumnas Condongsari Seturan Sleman. Mi ayam ini dilihat dari luar hanya tampak sederhana. Warung berukuran kurang lebih 5 X 6 meter dan beratap seng ini selalu penuh. Sehingga ada jam buka namun jam tutup warung mie ayam ini tidak tentu.
Baca Juga
"Saya sering ke sini kalo ingin mie ayam. Tidak sering sih tapi kalo pengin pasti kesini. Kadang siang kadang sore seringnya siang soalnya kalo sore takut habis duluan," ujar salah satu pelanggan Vira kepada Liputan6.com Sabtu (26/11/2016).
Advertisement
Vira mengatakan mie ayam Waldi ini menjadi favorit karena cita rasa mi nya. Mi khas Mi Ayam Waldi menurutnya memiliki tekstur yang kenyal dan beda dengan mie ayam pada umumnya. Selain itu bakso dan cekernya juga mantap jika disantap. Kuah yang gurih juga menambah satu mangkok mie ayam menjadi nikmat dirasakan. Daging ayam yang disajikan juga empuk dan terasa manis.
"Yang jelas mienya. Enak banget lembut pokoknya. Kuahnya juga enak. Kalo ini beda enaknya," ujarnya.
Menurutnya mi ayam Waldi yang memiliki 4 meja panjang di warung ini buka mulai pagi. Namun untuk tutup warung tergantung dari kondisi. Sebab seringnya tutup warung ini tidak biaa diprediksi.
"Bukanya jam sembilan pagi. Kadang tutupnya jam 7 malam jam 6 malam kalo sudah habis ya sudah sore kadang juga sudah tutup," ujarnya.
Sementara itu pelanggan lainnya Alvian mengatakan jika harga mi ayam Waldi cukup terjangkau. Tidak lebih dari 15 ribu penikmat mie ayam ini dapat merasakan mi ayam ini. Yang membedakan harganya adalah pilihan topping mi ayam ini.
"Murah lah. Terjangkau lah kalo pakai bakso 15 ribuan kalo pakai ceker saja 13 ribu sudah sama minum esteh," ujarnya.
Alvian mengaku siang hari menjadi waktu favorit warga Yogya menyantap mi ayam Waldi ini. Sehingga banyak penyantap harus sabar mengantri untuk dapat menikmati semangkok mi ayam ini. Sebab penikmat mie ayam ini bervariasi mulai dari kalangan pelajar hingga karyawan.
"Kalo siang disini pasti antri karena mejanya empat saja. Ya antri nunggu yang selesai makan. Biasa sih," ujarnya.
(Yanuar H)