Geblek, Kuliner Unik yang Jadi Buah Tangan

Pernahkah mendengar nama Geblek? Kuliner unik ini kerap dijadikan buah tangan bagi mereka yang berkunjung ke Kulonprogo.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Jan 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2017, 13:30 WIB
Geblek
Pernahkah mendengar nama Geblek? Kuliner unik ini kerap dijadikan buah tangan bagi mereka yang berkunjung ke Kulonprogo. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Kulonprogo Pernahkah Anda mendengar nama Geblek? Kuliner unik yang renyah ini kerap dijadikan buah tangan bagi mereka yang berkunjung ke Kulonprogo. Tim Liputan6.com baru-baru ini mengunjungi salah satu sentra pembuatan Geblek yang ada di Secang Sendang Sari, Pengasih, Kulonprogo.

Mursilah pembuat Geblek mengaku, cara membuat makanan ringan ini sangat mudah. Bahan baku ketela dicampur dengan bumbu garam dan bawang, lalu dibentuk menyerupai angka angka 0, untuk kemudian digoreng.

"Saya yang pertama jualan sebelum saat ini mulai banyak berjualan Geblek, Mas. Ada peguyubannya kan tapi saya tidak ikut. Biar lah yang jualan seperti saya biasa saja," ujar Mursilah, Selasa (27/12/2016).

Setiap hari ia membuat Geblek mulai pukul 06.00 pagi. Setiap hari Mursilah berhasil menjual 30 kilogram Geblek dan 1000 tempe. Untuk tempe ia memberi bumbu khusus lalu ditambah santen setelah tempe sudah dimasukkan dalam air panas. Setelah itu ia menunggu hingga bumbu meresap sehingga tempe terasa empuk dan enak.

"Jadi tempe ini temannya Geblek. Dimakan sama Geblek enak kok, coba saja," ujarnya.

Geblek terbuat dari bahan dasar ketela yang dicampur dengan rambuan dan bumbu tertentu. Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Ia biasa menjual Geblek di Alun-alun Wates dan Pasar Clereng. Tidak jarang geblek buatannya langsung habis diborong pembeli, karena harganya yang terjangkau, yaitu sekitar Rp 500 hingga Rp 1000.

Mursilah mengatakan, Geblek buatannya mampu bertahan hingga dua hari. Jika lewat dua hari tampilan Geblek yang belum digoreng akan berubah menjadi biru. Namun hal ini tidak masalah karena tidak memakai bahan pengawet. Tak heran jika makanan ringan ini kerap menjadi buah tangan bagi mereka yang datang ke Kulonprogo dan Yogyakarta.

"Kita gak pakai bumbu instan semua alami kita gak mendemi. Intinya kalau dia tahan sampai dua hari berarti dia pakai pengawet," ujarnya. (yanuar H)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya