Dari Piring Hingga Ranjang, Budaya Tiongkok Hadir Berabad Lalu

Bukan baru-baru ini saja Tiongkok mempengaruhi Indonesia, namun persebaran budaya ini sudah berlangsung berabad lamanya.

oleh Akbar Muhibar diperbarui 29 Jan 2017, 10:35 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2017, 10:35 WIB
Fashion Peranakan
Tiga Negeri : Peranakan Fashion & Collection Of Edward Hutabarat, Didi Biduarjo and Adrian Gan

Liputan6.com, Jakarta Banyaknya permasalahan perbudayaan menginspirasi berbagai desainer untuk bersatu dalam memberikan inspirasi pada anak muda. Salah satunya adalah dengan pagelaran yang bertemakan “Tiga Negeri : Peranakan Fashion & Collection Of Edward Hutabarat, Didi Biduarjo and Adrian Gan” yang berlangsung pada 22 Januari hingga 5 Februari 2015.

Pagelaran yang dilaksanakan di Dia.Lo.Gue Artspace, Kemang, memberikan pemahaman mendalam melalui budaya Tiongkok di Indonesia. Anda akan disuguhi berbagai ornamen yang ada di Indonesia, dengan pengaruh budaya Tiongkok yang sudah hadir berabad-abad lamanya. Bahkan kebudayaan ini sudah meresap dalam berbagai tata cara hidup orang Indonesia, di semua adat yang ada di kepulauan ini.

“Indonesia itu bagaikan melting pot, setelah mendapatkan berbagai kebudayaan Gujarat India, Portugis, dan Muslim, Kebudayaan Tiongkok hadir untuk mempercantik kebudayaan Indonesia yang sudah indah,” ujar Edward Hutabarat, desainer Indonesia yang sudah menjelajah Indonesia selama 20 tahun lebih.

Bila dirunut lebih jauh, budaya Tiongkok sudah hadir dari tingkatan leluhur melalui paham-paham yang tersebar luas. Contoh yang paling dekat adalah makanan khas Indonesia, seperti mi, lontong cap go meh dan bakso yang merakyat. Piring-piring yang memiliki corak indah juga menjadi perantara budaya pertama yang masuk ke Indonesia, pada zaman Sunan Gunung Jati yang memiliki istri putri Ong Tien yang berasal dari Tiongkok.

Koleksi guci yang ada dalam pagelaran Tiga Negeri : Peranakan Fashion & Collection Of Edward Hutabarat, Didi Biduarjo and Adrian Gan

“Pada saat itu putri tien membawa berbagai kain, keramik indah dari tempat tinggalnya untuk kebutuhan hidup di Cirebon. Dari keramik yang bercorak awan inilah muncul kebudayaan lainnya yaitu batik mega mendung. Ini merupakan salah satu contoh kebudayaan Tiongkok yang bersatu dalam masyarakat,” jelas Edward.

Tak hanya dari atas piring saja, budaya tiongkok juga berjalan jauh dalam kehidupan hingga dalam seremonial pernikahan. Berbagai bentuk bunga yang terinspirasi dari Tiongkok hadir dalam kain khusus untuk pernikahan yang indah. Tempat tidur yang biasa digunakan untuk pasangan menikah juga menjadi tempat khusus di berbagai kebudayaan dan masuk kedalam adat istiadat.

“Bila dilihat di Minangkabau, berbagai kain yang memiliki corak bunga ini juga terinspirasi dari kebudayaan tiongkok. Warna merahnya, motif dan detailnya sudah berkembang berabad lamanya. Hingga tempat tidur khas Tiongkok juga sudah makin indah karena penambahan budaya Minangkabau,” terang Edward.

Edward juga menjelaskan kebudayaan ini istimewa, karena tidak ada di daerah Tiongkok daratan, dimana semua inspirasi ini berasal. Semuanya memiliki satu asas yang sama, ramai dan penuh, tapi tetap harmonis dan simetris. Tanpa rasa egois dan tetap diciptakan untuk digunakan dalam ritual keagamaan, memberikan persembahan pada yang kuasa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya