Liputan6.com, Jakarta Sekitar 50 orang dari komunitas netizen Jogja di antaranya @jogjaupdate @travellerkaskus @malamuseum @kulinerjogja @jogjainfo berkumpul di Omah Kecebong Jogja. Mereka siap menjadi motor penggerak dalam mempromosikan event dan destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara massif, agar tersebar dan terbaca oleh penduduk dunia maya.
Kesiapan itu disampaikan Eko Nuryanto (admin @jogjainfo) sebagai Kordinator Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jogja dalam launching @genPIJOGJA.
"Para blogger maupun content production selama ini sudah berkolaborasi. Semoga ke depan makin meningkat kerjasamanya," kata Eko.
Advertisement
Tampak hadir dalam launching GenPI Jogja, Ketua Dinas Pariwisata DIY Ir. Aris Riyanta, M.Si dan Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono.
"GenPI Jogja ini merupakan yang ke-10 yang telah terbentuk," ujar Don Kardono.
Launching GenPI Jogja juga dihadiri beberapa perwakilan GenPI yang sebelumnya telah terbentuk. Di antaranya GenPI Aceh, GenPI Sumbar, GenPI Sumsel, GenPI Jabar, GenPI Lombok dan GenPI Maluku. Saat diminta mengenalkan dirinya, masing-masing GenPI memanfaatkannya untuk promosi wisata di daerahnya.
Genpi Aceh yang pernah sukses membuat trending topic Sail Sabang, mengenalkan halal tourism. Begitu pula GenPI Sumbar. GenPI Maluku mengenalkan Pantai Natsepa.
"Teman-teman akan rugi jika ke Maluku tidak ke Pantai Natsepa," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengaku bahagia berada di tengah anak-anak muda yang memiliki semangat mendukung pariwisata DIY. Komunitas dunia maya sangat penting dalam mempromosikan destinasi wisata.
"Kalianlah yang bisa mengenalkannya kepada seluruh Indonesia bahkan seluruh dunia," tandas Aris.
Sedangkan Don Kardono menegaskan bahwa GenPI merupakan komunitas yang bersifat sosial. Agar bisa terus aktif maka harus diaktivasi dengan event. Bisa melihat calendar of events, destinasi wisata maupun kebijakan kepariwistaan yang ada.
"Misalnya membuat event di Kalibiru atau di Pantai Timang Gunungkidul. Lomba fotonya di IG, lomba video di Youtube, dan lainnya," katanya.
Don Kardono menambahkan, GenPI pasti bisa lebih kreatif dalam mencari tema-tema unik dan kekinian. GenPI pasti pintar membuat netizen penasaran dan mencari tahu info seputar cuitan yang akan diviralkan di dunia maya.
“Yang penting no hoax, no SARA dan no politics," ingat pria asal Prambanan ini.
Para aktivis dumay yang tergabung di GenPI ini terbukti handal dalam membuat trending topik. Dalam beberapa jam saat launching, #genpijogjaistimewa nangkring di top trending topik. Bahkan hingga pukul 22.00, Omah Kecebong yang menjadi tempat launching pun ikut terdongkrak posisinya dalam trending topik.
Usai acara, aktivis GenPI Jogja bersama perwakilan GenPI daerah lain yang hadir melakukan kordinasi. Kordinasi dipandu
Titus Haridjati, Kabid Komunikasi Media Online Deputi BP3N Kementerian Pariwisata. Titus menegaskan bahwa pihak Kemenpar bisa saja memfasilitasi komunitas GenPI.
"Misalnya GenPI mau mengadakan lomba foto pada satu destinasi pariwisata, bisa saja berkordinasi dengan kami soal hadiahnya," tegas Titus.
Para aktivis Generasi Pesona Indonesia ini juga berkordinasi untuk pembuatan hastag (tagar) yang bisa digunakan bersama. Terutama tagar yang berkaitan dengan kepariwisataan. Sehingga tagar yang dibuat bisa cepat menjadi trending topik dan mengangkat aktivitas pariwisata, destinasi wisata ataupun kebijakan kepariwisataan yang sedang berlangsung.
Pemilihan tagar memang jadi kunci utamanya. Lewat tagar itu, cuitan yang diposting anak-anak GenPi bisa didorong menjadi trending. Karenanya, dalam melakukan aksinya nanti, anak-anak GenPi akan saling menginformasikan ke teman-teman GenPi lain untuk ikut berpartisipasi menggunakan tagar tersebut untuk di repost sehingga bisa menjadi pembicaraan banyak orang di medsos.
Don Kardono gembira dengan aktivitas GenPI yang semakin meluas di media social.
“Hampir setiap hari di semua channel media social semakin penuh dengan foto, video, grafis, slide show, tentang pariwisata. Perbincangan seputar destinasi, event, festival, dan semua kebijakan kepariwisataan semakin seru dan menarik,” kata Don.
(*)