Yes! Singapura Kerja Sama Wisata Cruise dan MICE dengan Indonesia

Cruise Dialogue & 2nd Tourism Working Group Meeting telah diselenggarakan pada Kamis, 20 Juli 2017, di Resorts World Sentosa, Singapura.

oleh hidya anindyati diperbarui 23 Jul 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2017, 12:00 WIB
Cruise Dialogue & 2nd Tourism Working Group Meeting telah diselenggarakan pada Kamis, 20 Juli 2017, di Resorts World Sentosa, Singapura.
Cruise Dialogue & 2nd Tourism Working Group Meeting telah diselenggarakan pada Kamis, 20 Juli 2017, di Resorts World Sentosa, Singapura.

Liputan6.com, Jakarta Kerjasama bidang pariwisata bahari antara Indonesia dan Singapura terus dijajaki. Setelah beberapa bulan lalu sukses menggelar dialog The 1st Joint Working Group Meeting (JWGM) on Tourism" di Jakarta, keseriusan Singapura tergambar dalam penyelenggaraan Cruise Dialogue & 2nd Tourism Working Group Meeting yang diselenggarakan pada Kamis, 20 Juli 2017, di Resorts World Sentosa, Singapura.

Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisara I Gde Pitana mengatakan, kegiatan JWGM on Tourism sebagai tindak lanjut dari hasil nota kesepahaman bersama (MoU) kedua negara saat leader retreat di Semarang pada November 2016 lalu.

JWGM on Tourism juga dalam rangka mendukung dan melaksanakan kerja sama pengembangan pariwisata yang telah disepakati.

"Di situ dikatakan untuk bekerja sama pariwisata di bidang MICE, cruise, dan investasi. Itu baru MoU dan tidak mungkin langsung implementasi tanpa melalui pertemuan teknis terlebih dahulu. Maka dari itu, kita buat working group ini dalam bentuk join working group meeting," kata I Gde Pitana di Jakarta, Jumat (21/7).

I Gde Pitana menjelaskan, pada pertemuan kedua tersebut ada tiga pertemuan B2B untuk menghasilkan kerjasama yang nyata antara Indonesia dengan Singapura. Hasil pertemuan kemudian disepakati dalam MoU on Tourism mengenai Cruise, MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), dan Investasi di bidang pariwisata.

Pertemuan ini sekaligus juga sebagai persiapan untuk enam Working Group Ministerial Meeting pada akhir Juli 2017 dan persiapan Leaders Retreat kedua kepala negara pada September 2017 di Singapura.

“Hasilnya, Genting Hongkong perusahan yang membawahi Crystal Cruises, Star Cruises, dan lainnya tertarik untuk masuk ke seaports Benoa, Tanjung Mas, Tanjung Perak. Juga ada Oceania Group yang tertarik untuk masuk ke seaports Jakarta, Surabaya, Benoa, Komodo, Semarang (total 12.000 pax). Lalu ada Royal Caribbean yang ingin masuk ke Benoa di Bali, Komodo karena tertarik dengan wisata di Pulau Komodo dan Lombok karena Lombok sangat bagus namanya di industri Cruise),” ujarnya.

Tidak hanya itu, lanjut Pitana, pada pertemuan tersebut juga membahas dialog mengenai cruises yang mempertemukan Pemerintah Indonesia, Pemerintah Singapura, dan Cruise Community di Asia Tenggara yang bertujuan untuk membahas Seaport Development Plans. Khususnya di Indonesia, untuk mendukung Cruise Tourism Program.

“Pada pembukaan dialog tersebut, dipresentasikan oleh Joel Katz (Managing Director CLIA Australia) yang membawakan materi tentang cruise industry, perkembangan cruise di Asia, serta oppotunity dan challenges di Asia Tenggara, dilanjutkan dengan Ketua Tim Percepatan Pariwisata Bahari Kemenpar Indroyono Soesilo yang membawakan tema tentang 'Update on Indonesia’s Cruise Progress' dan mengahasilakan rencana pertemuan antara pemerintah Indonesia dan Pelindo III dengan STB & Cruise Industries pada 28 Juli di Benoa, Bali,” papar Pitana.

Begitu juga dengan kegiatan MICE. Di singapura setiap tahunnya ada ratusan kegiatan pertemuan internasional. Kemudian dijajaki untuk coba dibawa ke Indonesia.

"Singapura harus melibatkan Indonesia sedikitnya pada 10 event MICE di Singapura untuk Pre & Post Tour. Di sisi pengembangan kualitas menghasilkan program beasiswa dan on job training (OJT) minimum 30 pelajar per semester, serta President SACEOS, Janneth Tan, siap untuk bekerjasama dengan private sector dan asosiasi khususnya INACEB, dan siap memberikan training programs" kata dia.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi hasil pertemuan JWGM on Tourism dengan hasil program kegiatan yang real dan deal untuk diimplementasikan kedua pihak serta berusaha menghilangkan kegiatan yang bersifat seremonial.

Ia mengatakan harus ada satu program yang bisa langsung diimplementasikan, apakah terkait dengan program kapal pesiar, promosi bersama bidang MICE ke Bintan, Batam atau Karimun, maupun penunjukan lokasi investasi di tiga destinasi yang diminati investor Singapura.

"Apakah Danau Toba, Mandalika atau Yogyakarta. Yang terpenting jangan banyak serimonialnya,” ujar Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya mengatakan, Indonesia akan meminta operator cruise Singapura untuk dapat menaikkan dan menurunkan penumpangnya di lima pelabuhan besar yaitu; Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Benoa, dan satu pelabuhan lain yang diusulkan, yaitu Tanjung Mas, Semarang, sekaligus disiapkan paket-paket wisatanya.


(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya