Caliber 3, Wisata Anti-teror Israel yang Penuh Kontroversi

Wisatawan bisa merasakan pengalaman unik menggunakan senapan serbu dan belajar survival di alam.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 19 Agu 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2017, 16:00 WIB
Caliber 3
Wisatawan bisa merasakan pengalaman unik menggunakan senapan serbu dan belajar survival di alam. Foto: Telegraph/ Menahen Kahana.

Liputan6.com, Jakarta Ternyata ada banyak alasan mengapa Anda perlu mengunjungi Israel. Selain memiliki beragam situs religi, pantai pasir putih yang menawan, dan beragam resor mewah, Anda kini juga bisa merasakan wisata baru menjadi penumpas terorisme. Dinamakan Caliber 3, wisata yang penuh pengetahuan dan pengalaman unik ini telah menjadi bagian yang tidak biasa dalam aktivitas wisata di “Tanah Suci”.

Menurut informasi yang dikutip dari laman Telegraph, Jumat (18/8/2017), wisata Caliber 3 sudah ada sejak 2003, didirikan oleh Kolonel Sharon Gat, mantan anggota pasukan pertahanan Israel. Wisata ini sengaja dirancang untuk menawarkan pengalaman khusus bagi wisatawan, terlebih untuk mengenalkan solusi keamanan dan perlindungan saat tiba-tiba ada seorang teroris.

Salah satu menu wisata yang paling digemari adalah “Shooting Adventure”, yaitu belajar menembakan senapan serbu dan menggunakan senapan sniper. Selama dua jam, wisatawan akan memperoleh pengalaman unik menggunakan dan mencari tahu tentang senapan, yang tentu tidak bisa didapatkan di tempat lain. Tak hanya itu, pengunjung juga bisa merasakan program “Survival and Navigation”, yaitu selama dua hari belajar survival dalam kondisi yang sulit. Hal ini sangat cocok bagi Anda yang ingin mempertajam kemampuan Anda bertahan di alam.

Tak kalah seru, pengunjung juga berkesempatan belajar Krav Marga, yaitu seni bela diri yang dikembangkan oleh pasukan Israel. Ilmu bela diri ini menggabungkan beberapa unsur yaitu tinju, judo, dan karate menjadi bentuk pertahanan diri yang ganas. Menarik bukan?

Namun demikian, atraksi wisata ini mendapat penolakan dari banyak pihak, termasuk orang-orang Palestina. Mereka khawatir, atraksi wisata ini dapat memicu kebencian karena menggambarkan orang Palestina sebagai teroris.

“Aktivitas wisata ini menciptakan stigma buruk kepada orang Palestina, apalagi wisatawan datang dari luar negeri, stigma buruk tentang orang Palestina akan menyebar ke seluruh dunia dengan cepat,” ungkap Mohammed Burjieh, seorang guru berusia 38 tahun, seperti yang dikutip dari laman Telegraph.

Pihak Caliber 3 sendiri menampik aktivitas wisata ini sengaja dibuat untuk memberikan stigma buruk bagi orang Palestina.

Eitan Cohen, seorang mantan penembak jitu dan anggota unit polisi elit Israel mengatakan, “Tujuan pelatihan ini bukan untuk mengajarkan orang menembak, tapi untuk membuat mereka mengerti apa yang dilakukan Israel untuk memerangi terorisme.”

Caliber 3 sendiri telah menarik lebih dari 25.000 wisatawan per tahun, kebanyakan wisatawan berasal dari Amerika, Kanada, dan Venezuela.

Simak juga video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya