Liputan6.com, Banyuwangi Mau terbang Jakarta-Banyuwangi? Sekarang mencari penerbangan dari Jakarta ke Banyuwangi semakin mudah, murah dan cepat. Searching saja melalui smartphone kalian rute pesawat Jakarta-Banyuwangi, selain Surabaya-Banyuwangi, sudah lancar dan setiap hari ada.
Nah, kini ada kabar baru. Setelah dua bulan sukses melayani penerbangan ke Banyuwangi sejak penerbangan perdananya pada 16 Juni 2017, NAM Air kembali menambah frekuensi penerbangannya. Konon, tak lama lagi Garuda Indonesia juga akan mengadakan rute penerbangan Jakarta-Banyuwangi.
Per 20 Agustus 2017, NAM Air, maskapai yang tergabung dalam Sriwijaya Air Group itu, menambah satu frekuensi penerbangan ke Banyuwangi. Penambahan frekuensi ini dilakukan untuk memenuhi pangsa pasar rute Jakarta-Banyuwangi yang menggeliat berkat iklim pariwisata dan beragam atraksi keren yang digelar Kabupaten dengan julukan "Sunrise of Java" itu sepanjang 2017.
Advertisement
Senior Corporate Communications Manager NAM Air, Agus Soedjono, mengatakan bahwa penambahan frekuensi sebanyak satu kali setiap hari tersebut dilayani dengan nomor penerbangan IN-256. Penerbangan ini berangkat pukul 14.10 WIB dari Jakarta dan tiba di Banyuwangi pukul 15.45 WIB. Sementara itu, jadwal penerbangan Banyuwangi-Jakarta dilayani pukul 16.15 WIB dari Banyuwangi dan tiba di Jakarta pukul 17.55 WIB dengan nomor penerbangan IN-257.
Sama dengan penerbangan yang sudah ada, penerbangan tambahan tersebut juga menggunakan pesawat Boeing 737-500W. Kapasitasnya 120 seats. Sebanyak 112 seats diperuntukkan bagi kelas ekonomi, sedangkan 8 seats lainnya untuk kelas eksekutif.
Penerbangan tambahan tersebut, imbuh Agus, melengkapi jadwal penerbangan yang sudah ada sebelumnya, yaitu nomor penerbangan IN-252 yang berangkat pukul 07.05 WIB dari Jakarta dan tiba di Banyuwangi pukul 08.35 WIB. Jadwal ini juga melengkapi penerbangan rute sebaliknya dengan nomor penerbangan IN-253 yang berangkat dari Banyuwangi pukul 09.05 WIB dan tiba di Jakarta pukul 10.30 WIB.
''Melalui penambahan frekuensi ini, penerbangan ke Banyuwangi yang sebelumnya hanya tersedia penerbangan pagi hari, kini penumpang bisa memanfaatkan alternatif penerbangan siang hari. Ini menjadi pilihan pelanggan karena ada penerbangan pagi dan siang,'' ujar Agus.
Ia menjelaskan, penambahan frekuensi tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Dari paparan Agus, sejak awal melayani Kota Banyuwangi hingga akhir Juli 2017, NAM Air selalu mendapatkan respon yang sangat positif dari masyarakat.
''Selama Juli 2017 saja, kami mencatat tingkat keterisian atau seat load factor di atas 85%. Ini yang membuat kami percaya diri melakukan penambahan frekuensi,” ucap Agus.
Penambahan frekuensi penerbangan tersebut juga menjadi bentuk konkret Sriwijaya Air Group dalam kontribusinya pada pengembangan daerah Banyuwangi. Ke depannya, Sriwijaya Air Group juga berencana membuka beberapa rute baru lainnya.
“Tidak menutup kemungkinan kami akan membuka rute-rute lainnya dari Banyuwangi sesuai dengan komitmen Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, untuk memperluas konektivitas dan kerja sama pariwisata hingga ke internasional. Sebagai maskapai, kami siap mendukung agar hal tersebut bisa terealisasi,'' kata Agus.
Menteri Pariwisata Arief Yahya pun menyambut positif penambahan penerbangan tersebut. Dia berharap hal ini akan semakin memudahkan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) dari Jakarta berkunjung ke Banyuwangi.
“Konektivitas Banyuwangi semakin terbuka luas. Ini sangat mendukung pariwisata yang ujungnya berimbas pada geliat perekonomian masyarakat, khususnya pariwisatanya,” ujar Arief.
Mantan Direktur Utama (Dirut) Telkom tersebut juga meminta para pelaku usaha pariwisata, khususnya travel agent, untuk turut aktif mempromosikan potensi pariwisata daerah Banyuwangi. Lebih dari 72 events diadakan dalam setahun, jika setahun terdiri dari 52 minggu, maka setiap akhir pekan sudah pasti ada event.
Ada 50 dari 72 events dapat dikategorikan sebagai international events. Destinasi wisata Banyuwangi juga sudah kelas dunia. Di sana, ada Blue Fire, fenomena api biru yang keluar dari kawah Ijen. Panoramanya seperti kompor raksasa, menyala biru di atas lahan seluas 5.000 hektare. Pemandangan ini hanya bisa dijumpai di dua negara, satunya Iceland dan satu lagi di Indonesia, tepatnya di Banyuwangi.
Dalam hal wisata bahari, Banyuwangi punya G-Land. Destinasi ini sangat nge-hits di daratan Eropa lantaran ketinggian ombaknya mencapai 4–6 meter dengan formasi tujuh gulungan gelombang bersusun. Pada 2016, G-Land dianugerahi most popular surfing spot di Indonesia versi netizen.
“Ini potensi besar. Banyuwangi punya banyak destinasi kelas dunia. Mereka juga sudah menyiapkan 72 event keren sepanjang tahun. Giliran para travel agent yang harus agresif mempromosikannya. Bagikan leaflet dan sarana promosi lainnya kepada setiap wisatawan dan ajak semua pengelola penginapan untuk melakukan hal yang sama, jadi Banyuwangi dalam keadaan siap menerima wisatawan,” ucap Arief.
(*)