Angkasa Pura II Percepat Operasi Bandara Kertajati Majalengka

Hidupkan Pariwisata, AP II Percepat Operasikan Bandara Kertajati Majalengka

oleh Cahyu diperbarui 14 Sep 2017, 11:29 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2017, 11:29 WIB
20160114-Presiden Jokowi Beserta Menteri Tinjau Proyek Bandara Internasional Kertajati
Hidupkan Pariwisata, AP II Percepat Operasikan Bandara Kertajati Majalengka

Liputan6.com, Tangerang Langkah cepat dan taktis dilakukan PT Angkasa Pura (AP) II (Persero). Harapan agar akses udara dari dan ke destinasi wisata di Jawa Barat, seperti Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, dan Subang pun mulai terbuka.

Pada Selasa (12/9/2017), PT Angkasa Pura II sudah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) pembelian saham di PT Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Ini adalah langkah strategis untuk percepatan bandara yang akan memperkuat akses di destinasi wisata Jawa Barat.

Selama ini, kelemahan di Jawa Barat bagian selatan dan timur adalah akses. Tidak ada jalur udara yang bisa mengangkut wisatawan dengan cara direct flight. Semuanya harus didistribusikan dari Jakarta dan Bandung, sedangkan Bandung pun kapasitasnya sangat terbatas.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Direktur Utama AP II, Muhammad Awaluddin dan perwakilan pemilik saham PT BIJB, Gurbernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, serta Direktur Utama PT Jasa Sarana, Mulyadi.

MoU juga ditandatangani Direktur Utama PT BIJB, Virda Dimas Ekaputra dan Direktur Utama PT Danareksa Investment, Prihatmo Hari Mulyanto.

AP II dan Danareksa akan membeli atau menyerap saham portepel (saham dalam simpanan) yang dikeluarkan oleh PT BIJB. Dengan demikian, apabila mencapai kesepakatan, maka nantinya pemegang saham di PT BIJB adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar), PT Jasa Sarana, AP II, dan Danareksa.

“Proses due diligence dalam rangka pembelian saham PT BIJB, akan kami lakukan paling lambat hingga bulan Oktober 2017, sehingga penyerapan saham portepel tersebut dapat dilakukan selambat-lambatnya pada 30 November 2017,” ujar Muhammad Awaluddin.

“Seberapa besar porsi saham AP II di PT BIJB akan kami rumuskan berdasarkan proses due diligence. Yang jelas, pembelian saham di PT BIJB oleh AP II tidak akan membuat porsi saham Pemprov Jabar dan PT Jasa Sarana berkurang karena yang dibeli adalah saham portepel," lanjutnya.

AP II berminat menjadi salah satu pemegang saham di BIJB karena bandara ini dinilai strategis. Agar perusahaan dapat ikut berperan dalam mendukung pertumbuhan pariwisata dan ekonomi Jawa Barat.

Tujuan dari penerbitan saham portepel oleh PT BIJB tersebut adalah guna memenuhi kebutuhan pembangunan dan operasional bandara.

Pada kesempatan yang sama, AP II dan Pemprov Jabar ,serta PT BIJB juga menandatangani MoU tentang rencana kerja sama pengoperasian BIJB. Melalui MoU yang dilakukan ini, maka seluruh pihak memulai tahap awal sebelum nantinya pengoperasian BIJB akan dilakukan oleh AP II.

“AP II akan mengoperasikan aset sisi darat dari BIJB, termasuk terkait dengan Pelayanan Jasa Kebandarudaraan dan Pelayanan Jasa Terkait Bandara. Pada intinya, operasional BIJB oleh AP II di antaranya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah setempat,” ucap Awaluddin.

Sebelumnya, AP II juga menandatangani MoU dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi yang diwakili Bupati Abdullah Azwar Anas, disaksikan langsung oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Bandara Blimbingsari. Bersamaan dengan Inaugural Flight Garuda Indonesia rute baru Jakarta-Banyuwangi.

"Banyuwangi juga strategis, untuk menjadi destinasi wisata yang lengkap dengan Atraksi, Akses dan Amenitas. Ingat rumus 3A, tanpa itu, pengembangan destinasi akan sangat sulit berkembang," kata Arief Yahya.

AP II juga akan mengelola Bandara Blimbingsari untuk mendatangkan lebih banyak frekuensi penerbangan di daerah yang dijuluki The Sunrise of Java itu.

"Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan pariwisata, sebagai motor penggerak ekonomi Banyuwangi," ujar Arief.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya