Liputan6.com, Banda Neira Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, tiada henti mendorong daerah untuk mempromosikan produk destinasinya agar makin mendunia dan dikenal kehebatannya.
“Gunakan rumus POSE, lakukan strategi media yang pas. Paid media, Own Media, Social Media, dan Endorser!” ujar Arief.
Sebagai langkah promosi, dirinya meminta daerah untuk menjalankan rumus pre-event, on event, dan post-event (POP).
Advertisement
“50 persen masukkan ke pre-event, agar orang datang ke acara. 30 persen on event karena di saat event berlangsung semua media, termasuk media sosial sudah ikut mempublikasikan. Sisanya, 20 persen di post-event untuk menjaga agar event tetap abadi dengan sosial dan economic impact-nya,” ucap Arief.
Promosi tersebut yang sedang dilakukan Banda Neira. Mereka akan mengadakan puncak acara Festival Rakyat Banda Neira pada Sabtu (11/11/2017). Bagi Anda yang ingin menikmati keindahan alam, sejarah, serta budaya sekaligus, ada baiknya segera ke Banda Neira.
Festival yang berlangsung dari 11 Oktober hingga 11 November tersebut memang dirancang untuk memanjakan wisatawan. Aneka hiburannya lengkap, mulai dari karnaval, panggung tari, musik dan teater, bazaar kerajinan tangan dan kuliner, kelas penulisan, hingga dialog sejarah.
“Silakan datang dan nikmati Banda Neira. Semua sudah disiapkan. Pacara Festival Rakyat Banda 2017 ini sangat spektakuler, karena wisatawan akan disuguhi keindahan alam, sejarah serta budaya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Tengah, Salim Sulaiman, Rabu (1/10/2017).
Event bertajuk Pesta Rakya Banda 2017 tersebut mengusung peringatan 350 tahun Perjanjian Breda. Saat itu, Belanda melepaskan wilayah kekuasaannya yang saat ini dikenal sebagai Manhattan Island untuk ditukar dengan Pulau Run di Kepulauan Banda. Misinya cuma satu, yaitu mempertahankan monopolinya atas perdagangan rempah dunia.
"Ada story telling-nya. Jadi, sekarang kami gabunggkan dengan kejayaan Kepulauan Banda yang hampir terlupakan," ujar Salim.
Tak hanya soal sejarah, Banda Neira juga ingin mengangkat keindahan wisata baharinya. Bagi traveller dunia, Banda Neira dikenal sebagai surga karena spot snorkling dan diving-nya banyak. Bahkan, 30 titik penyelaman kelas dunia terdapat di sana.
Terumbu karangnya juga tak kalah kerennya. Populasi ikannya pun banyak, mulai dari tuna sampai hiu kepala martil ada di sana.
“Kalau soal wisata bahari, Banda Neira sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Pasti luar biasa,” ucap Esthy Reko Astuti, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata.
Wisata daratannya juga tak kalah bagus dengan bahari. Pulau sumber rempah-rempah ini yang kaya akan sejarahnya ini juga banyak memiliki objek wisata di daratannya seperti Tugu Kemerdekaan, Benteng Belgica, dan Lorong Benteng Nassau.
"Salah satu kekayaan Banda Neira adalah rempah-rempah. Sejarah peradaban bangsa Indonesia pada masa lalu telah mencatat bahwa rempah telah menjadi bagian penting dalam pembentukan peradaban dunia. Ini salah satu yang ingin kami angkat untuk Pariwisata Indonesia,” kata Esthy.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pun mengangkat dua jempol untuk Banda Neira. Dia juga tak ragu mengajak traveller untuk pergi ke Banda Neira, pada Sabtu (11/11/2017).
"Silakan explore Banda Neira. Even baharinya pasti keren. Semua menghibur, dengan alam laut, budaya, serta sejarahnya yang menarik," ujar Arief.
Baginya, Maluku punya banyak keistimewaan. Apabila ditambah event-event bagus, dampaknya pasti akan luar biasa.
"Banda Neira yang berada di Maluku ini sudah dikenal oleh pecinta wisata bahari seluruh dunia. Karenanya seluruh event harus didesain kreatif dengan nuansa pariwisata yang kuat. Kami ingin seluruh event-event tadi mampu men-drive wisatawan untuk berkunjung ke Maluku, termasuk Pesta Rakyat Banda ini. (Bagi) yang suka alam, budaya dan sejarah, wajib ke sini," ucap Arief.
(*)