Sabar, Nilai Pelajaran dari Mahakarya Indonesia

Mahakarya Indonesia memiliki makna filosofis yang banyak, salah satunya pelajaran untuk menjadi sabar.

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 27 Nov 2017, 23:07 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 23:07 WIB
Belajar Sabar dari Mahakarya Indonesia
Mahakarya Indonesia memiliki makna filosofis yang banyak. Salah satunya nilai kesabaran. Anda bisa mempelajari hal tersebut, dari budaya ini (instagram/catatanbackpacker)

Liputan6.com, Jakarta Sabar menjadi hal yang mudah diucapkan namun sulit untuk dilakukan. Anda benar-benar memerlukan jiwa yang besar untuk menerapkan nilai kesabaran dalam kehidupan sehari-hari. Kesabaran menjadi nilai yang ditanamkan oleh leluhur kita melalui adat istiadat, kuliner, pakaian adat, dan masih banyak lagi.

Ashari Yudha, seorang travel blogger telah melakukan perjalanan keempat wilayah di nusantara, seperti Papua, Sumatera, Sulawesi, dan Jawa Timur. Dalam perjalanannya tersebut, Yudha menemukan makna sabar yang patut diterapkan di kehidupan sehari-hari. Apa saja itu?

1. Tradisi Runcing Gigi

Tradisi ini terdapat di Mentawai, Sumatera Barat. Tradisi ini telah diturunkan dari generasi ke geneasi dan terus dijaga sempuna hingga sekarang. Anda dapat belajar kesabaran dari tradisi ini. Pasalnya, meruncingkan gigi di Mentawai masih menggunakan pahat kecil. Sehingga perlu kehati-hatian dan kesabaran ekstra.

Bagi masyarakat Mentawai, tradisi runcing gigi dapat membuat seseorang terlihat jauh lebih menarik. Selain itu, tradisi ini merupakan simbol dari kedewasaan bagi seorang wanita karena dapat menjadi pengantar ketenangan jiwa menuju kedamaian dan sabar. Bahkan, identitas seorang wanita di Mentawai akan terlihat ketika mereka tersenyum dengan gigi yang runcing.

Belajar Sabar dari Mahakarya Indonesia

2. Sop Kaldu Al Ghozali

Indonesia memang kaya akan bumbu rempah sehingga menghasilkan kuliner yang beragam. Selain kekayaan bumbu rempah, makanan Indonesia juga memiliki kekayaan filosofis. Salah satunya adalah Sop Kaldu Al Ghozali. Makanan khas madura ini memiliki keunikan di mana dalam penyajiannya terdapat tulang kaki sapi, sehingga Anda bisa menikmati sumsum dengan menggunakan sedotan. Untuk mendapatkan rasa yang sempurna, sop kaldu Al Ghozali menggunakan teknik pengolahan yang membutuhkan kesabaran.

Sop Kaldu Al Ghozali asal Madura (instagram/catatanbackpacker)

Belajar Sabar dari Mahakarya Indonesia

3. Yokal dan Sali

Yokal dan Sali merupakan pakaian adat khas Papua yang terbuat dari kulit kayu atau rumput yang dianyam. Yokal digunakan oleh wanita yang sudah berkeluarga dan Sali digunakan oleh wanita yang masih gadis. Nilai kesabaran dari pakaian adat ini tercermin dari proses pembuatannya. Di mana Yokal dianyam dengan kayu atau rumput yang memiliki dua warna, yaitu cokelat dan merah. Sedangkan Sali hanya berwarna cokelat rumput karena tidak dianyam, hanya digerai.

Bunga anggrek atau getah kayu dijadikan bahan untuk mewarnai Yokai. Setelah itu dianyam hingga membentuk rok sehingga kulit kayu tersebut saling menyimpun. Untuk Sali, dibuat dengan dedauanan jenis pandang. Hasilnya, anyaman hanya terlihat di pinggang sedangkan sisanya akan terurai.

Yokal dan Sali merupakan pakaian adat perempuan Papua (Liputan6/Vinsensia Dianawanti)

Belajar Sabar dari Mahakarya Indonesia

4. Kapal Phinisi

Kapal Phinisi terkenal dengan ukurannya yang besar. Proses pembuatannya sendiri dengan menggunakan tangan alias handmade. Butuh berbulan-bulan untuk mengerjakan satu buah kapal Phinisi. Beragam teknik memahat digunakan untuk menghasilkan bentuk kapal yang apik. Selain kesabaran, Anda dapat belajar tentang nilai gotong royong. Hal ni dikarenakan pada proses pengerjaannya, kapal Phinisi dikerjakan oleh seluruh masyarakat di sebuah desa.

Kapal Phinisi Sulawesi (Liputan6/Vinsensia Dianawanti)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya