Liputan6.com, Jakarta Ibu tunggal tidak harus karena perceraian. Saat ini lebih banyak wanita memilih untuk menjadi ibu tunggal, daripada harus membina rumah tangga dengan seseorang lainnya. Mengapa?
Bagi beberapa orang, pernikahan merupakan sebuah status yang sangat mengingat dan mengekang. Sedangkan untuk tetap menjadi seorang lajang akan dianggap sebagai sesuatu yang salah dan tidak diinginkan.
Baca Juga
Menurut Kate Bolick, seorang penulis Spinster: The Making of One's Life, wanita lajang seringkali dianggap sebagai anomali, penyimpangan dari tatanan sosial yang ada. Lain hal dengan seorang ibu tunggal yang secara teratur justru disalahkan dalam masyarakat, seperti dilansir dari yourtango.com, Selasa (3/4/2017).
Advertisement
Survei Pew Research Center baru-baru ini menemukan bahwa masyarakat sendiri merasa kurang yakin bahwa pernikahan dan keluarga adalah prioritas tertinggi. Ketika para peserta ditanya tentang mana hal yang lebih dekat dengan pandangan mereka sendiri, 46% orang dewasa memilih untuk menikah dan memiliki anak sebagai prioritas. Sementara 50% memilih prioritas selain pernikahan dan anak-anak.
Orang-orang berusia 18 hingga 29 tahun percaya bahwa masyarakat akan lebih baik ketika memiliki prioritas selain pernikahan dan anak-anak. Jumlah ini meningkat hingga 67% dari sebelumnya, termasuk mereka yang percaya bahwa pilihan menjadi ibu tunggal lebih baik.
Â
Â
Ibu tunggal
Faktanya, sebagian besar orang Amerika saat ini percaya bahwa prestasi pendidikan dan ekonomi merupakan tonggak bersejarah yang sangat penting. Berbeda dengan menikah dan memiliki anak yang dianggap tidak terlalu penting untuk orang dewasa saat ini.
Jadi, walaupun masih ada komentar negatif tentang ibu tunggal, namun memilih untuk tidak menikah sudah dianggap sebagai hal yang lazim saat ini. Hal ini terbukti dari peningkatan sebanyak 48% bagi wanita yang belum menikah di usia 35 sampai dengan 39 tahun, dan 29% untuk wanita di usia 40 sampai 44 tahun.
Menurut penelitian, hal ini dianggap lebih baik, karena anak-anak dari ibu yang lebih dewasa menunjukkan masalah perilaku, sosial, dan emosional yang lebih sedikit, daripada ibu-ibu muda. Penelitian lain menemukan bahwa ibu yang lebih matang telah hidup lebih lama dan memiliki anak yang cenderung lebih cerdas.
Advertisement
Status seorang ibu
Studi lainnya pernah membandingkan kesejahteraan anak yang tumbuh di rumah dengan ibu tunggal (karena pilihan) dengan anak yang berasal dari keluarga utuh (dua orang tua). Perbedaannya perilaku dari anak-anak ini justru dikarenakan cinta orang tua yang stabil atau tidak.
Banyak wanita memutuskan untuk menjadi orang tua tunggal karena pilihan tersebut dirasa dapat membuatnya lebih bahagia dan sehat. Intinya, jangan biarkan status tersebut, baik sebagai seorang ibu tunggal atau keluarga yang utuh, menghambat Anda untuk menjadi seorang orang tua yang luar biasa.