Cerita Wisatawan Muslim tentang Hong Kong dengan Kesederhanaannya

Hong Kong memiliki sejuta pesona yang dapat berkesan bagi para pengunjungnya. Simak ceritanya berikut ini.

oleh Eka Laili Rosidha diperbarui 30 Apr 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2018, 08:15 WIB
Sky100
Sky100 berada di lantai 100 gedung tertinggi di Hong Kong, International Commerce Centre (ICC) yang berlokasi di 1 Austin Road West, Kowloon. (Liputan6.com/ Eka Laili Roshida)

Liputan6.com, Jakarta Hong Kong kini menjadi salah satu destinasi favorit para wisatawan asing, khususnya mereka yang beragama Islam. Keterbukaan penduduk lokal membuat wisatawan muslim tertarik untuk berkunjung ke sana.

Diah Perwitasari (48), misalnya, yang sudah beberapa hari ini liburan bersama sang suami dan dua keponakannya di Hong Kong. Menurut dia, Hong Kong memiliki daya tarik yang berbeda dari destinasi wisata di negara lain.

Ketimbang memperlihatkan kemewahan, Hong Kong justru memilih menunjukkan diri mereka apa adanya kepada turis. Old Town Central yang berada di wilayah Kowloon salah satunya.

Old Town Central merupakan kawasan bernuansa artsy yang dikelilingi bangunan-bangunan tua yang terkesan sudah tak terpakai. "Memang ini terlihat sederhana, bahkan tidak tertata. Tapi karena apa adanya, kesederhanaan itu yang justru membuat wisatawan tertarik," ujar Diah kepada wartawan, Rabu (25/4/2018) di Sheung Wan, Hong Kong.

Kebudayaan Lokal

Pengrajin Neon
Pejalan kaki berjalan di depan neon sign dari 'Tsui Wah Restaurant' di Hong Kong (16/4). Kota Hong Kong tidak pernah benar-benar kehilangan kegelapannya berkat cahaya 24 jam dari segudang neon sign. (AFP Photo/Philip Fong)

Pengunjung benar-benar dimanjakan dengan kebudayaan lokal warga Hong Kong. Mulai dari gaya hidup hingga suasana jalanan yang sepi dari hiruk pikuk perkotaan.

"Bukannya mengadakan sesuatu yang wah, supaya bisa menarik wisatawan, tetapi kesederhanaan, kebudayaan lokal. Enggak usah mencari sesuatu yang mewah untuk mencari kenyamanan, ada di sini," lanjut Diah.

 

> Kesulitan Wisatawan Muslim

Hanya saja menurut Diah, sebagai negara yang mayoritas beragama nonmuslim, Hong Kong masih minim menyediakan tempat untuk beribadah. Jumlah masjid yang ada di Hong Kong bahkan bisa dihitung dengan jari.

Untuk menyiasati keadaan ini, Diah dan suami harus bolak-balik ke hotel hanya untuk beribadah. "Kebetulan saya memang mencari hotel yang dekat dengan Masjid Kowloon supaya gampang (salat). Karena selama saya keliling saya belum banyak menemukan tempat yang representatif untuk salat," terangnya.

Harga Tinggi

Cerita Wisatawan Muslim Tentang Hong Kong dengan Kesederhanaannya
Hong Kong memiliki sejuta pesona yang dapat berkesan bagi para pengunjungnya. Simak ceritanya berikut ini.

Tidak hanya itu, Diah juga mengaku kesulitan menemukan makanan halal. Sekalinya ada pun harganya dirasa sangat tinggi, apalagi bagi wisatawan asing.

"Di Kowloon sendiri saya dapat kaya kebab. Tapi saya tidak tahu apa itu perilaku orang di sana atau gimana, jadi begitu melihat ada wisatawan, harga yang dikenakan ke kita itu langsung melonjak," imbuhnya.

Alhasil Diah dan suami pun mencari makan ke Islamic Center yang berada di kawasan Wan Chai yang menyediakan makanan halal serta tempat ibadah.

"Paling saya larinya ke Islamic Centre yang ada jaminan. Karena walaupun kita senang senang, tapi jangan sampai hal-hal yang pokok prinsip jangan terlewatkan," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya