Mulai Tahun Depan, Hari Lahir Pancasila Akan Dibuat Festival di Ende

Mulai tahun depan rencananya akan digelar Festival Kebangsaan yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni di Ende.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 08 Jun 2018, 11:37 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2018, 11:37 WIB
Hari Lahir Pancasila
Ribuan warga tumpah ruah memadati Pelabuhan Sukarno di Ende, Pulau Flores, NTT, merayakan kedatangan Bung Karno secara simbolis ketika mulai menjalani masa pengasingan di kota kecil itu pada 14 Januari 1934. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam kesempatan peluncuran secara resmi Top 4 Calendar of Event Nusa Tenggara Timur di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata beberapa waktu lalu mengatakan, tahun depan rencananya di Ende akan digelar Festival Kebangsaan yang bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni.

“Tahun depan saya setuju ada festival kebangsaan 1 Juni di Ende. Jadi mohon dibuat dengan bagus. Kalau dari fashion, tenun NTT yang terbaik di Indonesia. Kalau ada yang pernah datang ke Ende pasti akan terenyuh juga membayangkan Bung Karno merumuskan Pancasila di sana,” ungkap Arief Yahya.

 

Pembenahan Infrastruktur Pariwisata

Rumah Pengasingan Bung Karno
Presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno pernah diasingkan penjajah di pulau Flores tepatnya di Kabupaten Ende pada tahun 1933 hingga 1938.

Arief Yahya juga menargetkan beberapa penambahan infrastuktur dan  mendorong pemerintah daerah NTT untuk terus meningkatkan aksesibilitas dan amenitas. Apalagi Labuan Bajo di NTT juga ditetapkan sebagai salah satu dari 4 Destinasi Super Prioritas dan destinasi kunjungan IMF-WB pada bulan Oktober 2018.

“Kita punya 10 destinasi prioritas, populer disebut “Bali Baru” dan NTT menyebut dirinya sebagai New Tourism Territory. Dari 10 Bali baru itu, Presiden menetapkan super prioritas, ada empat yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Mohon para tokoh (di NTT) manfaatkan dengan baik, jangan sampai Pemda atau Bupati cuek akan hal ini,” kata Arief Yahya. Arief juga menyampaikan Target 2018 Penataan Kawasan Strategis Pariwisata Labuan Bajo yang  meliputi pembangunan pedestrian di Jalan Soekarno Hatta, pembangunan Pusat Wisata Kuliner Kampung Ujung, pembangunan RTH di Kampung Air (ex Sail Komodo), pembangunan jembatan penghubung Kampung Air dengan Bukit Pramuka, pemasangan 20 titik mooring buoy di TN Komodo.

 

Masalah Aksesibilitas

Bung Karno
Sumur tua di rumah pengasingan Bung Karno (Liputan6.com/Ola Keda)

Untuk aksesibilitas, Menteri Arief mengatakan, syarat utama menjadi destinasi internasional itu harus memiliki Bandara Internasional. Tahun 2018 diharapkan fasilitas dasar untuk Bandara Internasional sudah siap meliputi fasilitas navigasi, perkerasan runway, dan perbaikan apron. Diharapkan tahun 2019 akan ada penerbangan internasional di NTT sehingga tentunya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisman.

 “Terkait Bandara Komodo menjadi Bandara Internasional, pihak Kemenhub sedang melelang calon pengelola Bandara Komodo. Diharapakan pengelola dipegang BUMN atau swasta, seperti Silangit yang di kelola AP II,” ungkap Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya juga menyampaikan beberapa Critical Success Factor di Labuan Bajo, seperti pembangunan rest area dan souvenir shop Puncak Waringin, pemindahan pelabuhan peti kemas yang saat ini ada di Labuan Bajo ke Pelabuhan Bari, pembebasan lahan akses pelabuhan ke jalan utama, penerapan Carrying Capacity TN Komodo, dan perhitungan untuk 11 titik selam dimana Oktober akan diterapkan mekanisme pengaturan flow wisatawan dalam kawasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya