40 Persen Perempuan Masih Alami Diskriminasi Gender dalam Industri Olahraga

Sebuah laporan yang baru saja dirilis Women in Sport mengungkap, sebanyak 40 persen wanita di dunia masih mengalami diskriminasi gender dalam industri olahraga.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 21 Jun 2018, 11:37 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 11:37 WIB
feminisme
Gambar Ilustrasi Feminisme

Liputan6.com, Jakarta Sebuah laporan yang baru saja dirilis Women in Sport mengungkap, sebanyak 40 persen wanita di dunia masih mengalami diskriminasi gender dalam industri olahraga. Laporan penelitian berjudul “Beyond 30 percent - Workplace Culture in Sport” ini secara detail mengungkap sejauh mana perempuan bisa bertahan dalam karier olahraganya.

Sebuah survei yang dilakukan antara September 2017 – Maret 2018 terhadap 1..152 wanita dan pria yang bekerja di bidang olahraga menunjukkan, 38 persen perempuan mengalami diskriminasi gender di tempat kerja mereka. Sementara  40 persen wanita merasa jenis kelamin mereka punya dampak negatif pada cara mereka dihargai orang lain di tempat kerja yang berhubungan dengan olahraga.

 

Represi Terhadap Eksistensi Perempuan

Ketika ditanya apakah pria dan wanita di tempat kerja mereka yang berhubungan dengan olahraga telah diperlakukan secara adil? Sebanyak 72 persen pria menjawab iya, sementara hanya 46 persen perempuan yang menjawab setuju.

Women in Sport sendiri mengharapkan penelitiannya bisa memacu peningkatan jumlah perempuan yang mampu mencapai posisi kepemimpinan tertinggi dalam industri olahraga, selain juga tentunya dalam bidang lain, yang masih banyak tindakan represi terhadap eksistensi perempuan.

"Women in Sport berkomitmen memastikan olahraga berkembang, dan punya manfaat bagi perempuan dalam kesetaraan," kata Ruth Holdaway, CEO Women in Sport, seperti dikutip laman  Independent.co.uk, Kamis (21/6/2018).

 

Perubahan Positif untuk Perempuan

Ruth menambahkan, dengan menyoroti diskriminasi gender di tempat kerja yang berhubungan dengan olahraga ini tentu akan meningkatkan kesadaran akan berbagai masalah perempuan untuk mencapai perubahan positif.

“Sekarang kami ingin bekerja dengan organisasi olahraga untuk membangun budaya tempat kerja yang lebih inklusif, di mana perempuan dan laki-laki dapat mengeluarkan seluruh potensi yang mereka punya,” ungkap Ruth.

Laporan tersebut juga mengatakan, kurang dari setengah dari Badan Olahraga Nasional di dunia telah berhasil mencapai persyaratan minimum 30 persen perempuan sebagai pengurus organisasi.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya