Rahasia Cara Melahirkan Normal Untuk Mengurangi Rasa Sakit

Melahirkan, apapun caranya memang menimbulkan rasa sakit. Namun Anda bisa mencontek rahasia cara melahirkan normal berikut ini untuk meminimalisir sakit yang timbul.

diperbarui 25 Jul 2018, 11:45 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 11:45 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Jakarta Ketika memasuki minggu-minggu menjelang melahirkan, tentu para ibu hamil sedang menimbang-nimbang untuk melahirkan menggunakan metode yang sesuai bagi mereka. Kebanyakan memang ibu hamil ingin melahirkan secara normal karena banyak alasan seperti penjelasan berikut.

Kelebihan dan manfaat melahirkan normal

1. Proses pemulihan ibu lebih cepat

Meski harus melalui proses yang berat dan lama selama melahirkan secara normal, proses pemulihan setelah melahirkan jauh lebih cepat dibandingkan dengan proses caesar. Paling tidak 6 jam sesudah melahirkan, ibu sudah dapat beraktivitas sendiri dan dapat bergerak dengan bebas.

2. Dapat meninggalkan rumah sakit, puskemas, atau bidan lebih cepat

Dikarenakan proses pemulihan yang lebih cepat, maka ibu akan lebih cepat pula keluar dari tempat di mana ibu melahirkan baik di rumah sakit, puskemas, maupun bidan. Dalam waktu 24 hingga 48 jam, ibu dinilai cukup sehat dan dapat meninggalkan rumah sakit dengan izin dokter maupun bidan.

3. Produksi kolostrum dan ASI baik

Pada ibu yang melahirkan secara normal, produksi kolostrum yaitu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar ASI pada tahap akhir masa kehamilan akan lebih cepat, banyak, dan baik. Hal ini akan mendorong produksi ASI yang lebih berkualitas.

4. Ibu dapat langsung berinteraksi dengan bayi

Liputan 6 default 2
Ilustraasi foto Liputan6

Dengan cara melahirkan bayi secara normal, ibu dapat langsung berinteraksi dengan bayi sesaat setelah bayi dilahirkan. Dengan demikian pemberian ASI dapat diberikan secepatnya.

5. Berkurangnya risiko masalah pernapasan selama proses melahirkan

Banyak otot yang terlibat untuk memompa keluarnya cairan yang ada di paru-paru bayi selama proses melahirkan. Hal ini berdampak pada bayi yang memiliki kemungkinan lebih kecil mengalami masalah pernapasan.

6. Membangun sistem imunitas pada bayi

Selama melalui proses melahirkan yang normal, bayi yang sebelumnya tinggal dalam rahim dalam keadaan steril akan melewati vagina ibu yang penuh bakteri sehingga bayi dengan sendirinya akan membangun sistem imunitas dari bakteri.

7. Risiko pendarahan pada cara melahirkan normal lebih rendah

Ketika melahirkan secara caesar, bukan tidak mungkin ibu akan mengalami pendarahan dan infeksi jahitan. Sementara pada proses melahirkan normal, risiko ini akan lebih rendah.

8. Menghemat biaya

Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya untuk melahirkan secara normal akan lebih terjangkau daripada dengan proses kelahiran caesar.

Kelemahan melahirkan normal

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Melahirkan normal memang memiliki banyak manfaat atau sisi positif. Namun bukan berarti bukan tanpa risiko atau kelemahan. Berikut adalah kelemahannya cara melahirkan dengan normal.

1. Adanya risiko kerusakan kulit dan jaringan di sekitar vagina

Melahirkan normal tentu melewati vagina. Oleh karena itu besar risiko bahwa kulit dan jaringan sekitar vagina akan mengalami melar dan robek. Hal ini akan membuat otot pinggul yang berfungsi sebagai pengontrol air seni dan isi perut ibu melemah atau bahkan mengalami cedera.

2. Rasa sakit pada perineum

Tidak hanya mengalami kesakitan pada vagina saja, ibu bisa pula merasakan kesakitan pada area antara vagina dan anus atau yang biasa disebut dengan perineum.

3. Cedera saat proses melahirkan

Hal ini memang terkesan menakutkan namun merupakan fakta. Ketika ukuran bayi terlalu besar, terdapat kemungkinan ibu dapat mengalami cedera seperti memar di kulit atau bahkan retak tulang.

Setelah mengetahui sisi keunggulan dan kelemahan dari melahirkan dengan normal, maka Anda pun merasa bahwa Anda melahirkan normal lebih sesuai dengan Anda. Kemudian, persiapan untuk proses melahirkan pun dilakukan. Berikut adalah beberapa tipsnya seperti yang dirangkum oleh Liputan6.com (25/7) dari berbagai sumber.

Persiapan proses melahirkan:

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6
  1. Meyakinkan diri sendiri bahwa proses melahirkan akan berjalan dengan baik. Hal ini dibutuhkan agar kondisi mental ibu tidak drop ketika proses melahirkan berlangsung. Jangan berlarutlarut berada dalam ketakutan dan kecemasan ketika akan terjadi proses melahirkan. Hal ini akan membuat ibu menjadi tidak maksimal ketika proses melahirkan berlangsung.
  2. Lakukan pijatanpijatan yang dikhususkan bagi ibu hamil selama proses kehamilan atau pada trisemester terakhir untuk memperbesar kemungkinan melahirkan secara normal dan mempelancar proses melahirkan.
  3. Melakukan latihan kegel yakni otototot pada area vagina sebelum melahirkan. Latihan ini berguna membantu melatih otot agar siap menjalani proses melahirkan, sekaligus mencegah wasir dan pembekuan darah serta terjadinya robekan.
  4. Mengikuti kelas persiapan melahirkan. Agar lebih siap dan matang untuk menghadapi proses melahirkan nantinya, Anda tidak perlu malu untuk mengikuti kelas persiapan melahirkan agar Anda semakin mengerti apa saja yang perlu dipersiapkan menjelang proses melahirkan. Lakukanlah kelas persiapan melahirkan bersama orang yang benarbenar paham atau memang ahlinya. Jangan malu untuk bertanya atau melontarkan pertanyaan yang ada di benak Anda.
  5. Latihan pernapasan yang baik agar tidak kehabisan napas saat proses melahirkan. Anda bisa berlatih pernapasan yang baik dan benar untuk proses kelahiran dengan berkonsultasi pada pakar. Cukupi kebutuhan tidur menjelang proses melahirkan. Anda tidak akan pernah tahu berapa lama proses kontraksi berlangsung, oleh karena itu banyak dan seringlah tidur menjelang proses melahirkan untuk mengumpulkan stamina dan menghindari kelelahan selama proses melahirkan. Dan juga jangan terlalu banyak beraktivitas. Jika Anda ibu yang bekerja, ambillahi menjelang proses melahirkan. Makan makanan bergizi untuk menambah stamina. Selain tidur, ibu juga perlu untuk makan makanan bergizi agar stamina penuh dan siap menjalani proses melahirkan.

Kini setelah Anda sudah mempersiapkan diri untuk melahirkan secara normal, ada baiknya Anda menengok beberapa panduan cara melahirkan normal berikut ini.

 

Cara melahirkan normal

Tahap pertama

Tahap pertama merupakan tahap pembukaan di mana ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai membuka dan mendatar. Pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka merupakan penyebab keluarnya darah.

Pada tahap ini terbagi atas 2 fase :

  • Fase pertama : Merupakan pembukaan serviks yang berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm.
  • Fase kedua : Terbagi atas 3 sub fase yaitu akselerasi, steady, dan deselerasi.

Pada tahap pertama ini kontraksi rahim akan secara berkala mendorong bayi menuju jalan keluarnya atau jalan lahir. Tahap 1 dikatakan lengkap ketika pembukaan jalan lahir sesudah mencapai 10 cm, yang berarti bayi siap keluar dari rahim. Masa ini merupakan masa yang paling sulit ketika melahirkan karena kemungkinan ibu akan merasakan sakit yang hebat dan sering. Ibu akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan merasa adanya tekanan yang sangat besar ke arah bawah seperti ingin buang air.

 

Tahap kedua

Pada tahap ke dua ini, yakni pada tahap pengeluaran bayi, rasa mulas yang dirasakan semakin hebat dan semakin sering pula. Kepala bayi akan terus turun hingga masuk pada ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka.

Ada kemungkinan meskipun belum terjadi pembukaan yang sempurna, ada tekanan besar untuk melakukan dorongan. Tekanan yang besar untuk mendorong ini disebabkan oleh rahim yang merasa terus ingin mendorong tanpa bisa ibu menghentikannya. Lakukan hal yang diminta oleh bidan atau dokter seperti untuk mendorong secara perlahan atau sebaliknya.

Namun bisa juga terjadi, meskipun pembukaan sudah sempurna, ibu tidak merasa adanya tekanan yang besar untuk mendorong. Hal ini bisa terjadi karena bayi sedang melakukan gerakan di panggul dan mengubah posisi kepala untuk menemukan posisi keluar yang terbaik.

Beberapa dokter atau bidan akan memberikan anestesi epidural dengan disuntikkan pada daerah punggung untuk mengurangi rasa sakit pada daerah vagina, rahim, dan leher rahim. Apabila keinginan ibu untuk mendorong rendah atau hampir tidak ada, bidan atau dokter akan memandu ibu melakukan pendorongan.

Kemudian setelah itu Anda akan mengedan sehingga bayi perlahan-lahan keluar. Kepala bayi akan mulai terlihat dan ibu akan merasakannya. Vulva akan terbuka dan perineum akan meregang. Dengan mengedan yang dipandu oleh bidan atau dokter, maka bayi akan keluar mulai dari kepala hingga kaki.

Ketika mengedan, ada kemungkinan, bidan atau dokter memperkirakan dibutuhkan untuk melakukan pengguntingan di daerah perineum agar perineum tidak mengalami perobekan paksa akibat tekanan bayi.

Tahap ketiga

Setelah bayi berhasil keluar dengan selamat, plasenta bayi akan keluar dengan sendirinya. Pada tahap ini, ibu masih merasakan keinginan mendorong tapi tidak terlalu besar. Selama proses pengeluaran plasenta, ibu juga akan mengeluarkan darah kira-kira 100 - 200 cc. Setelah dirasa plasenta sesudah terlepas dari dinding rahim, maka bidan atau dokter atau perawat akan membersihkan segalanya termasuk ketika ibu perlu tindakan episiotomi.

 

Tahap keempat

Tahap terakhir dalam proses melahirkan secara normal adalah pengawasan. Hal ini dilakukan untuk melihat dan mengawasi apakah terjadi pendarahan pada ibu atau tidak. Bahkan setelah mengeluarkan plasenta pun ibu masih mengeluarkan darah dari vagina namun tidak banyak. Darah ini berasal dari dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari ibu akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sisa jaringan.

Namun pada beberapa kasus, darah yang keluar bisa dalam jumlah banyak karena lemahnya kontraksi atau otot-otot rahim tidak berkontraksi. Oleh karena itulah perlu dilakukan pengawasan kurang lebih 2 jam setelah ibu melahirkan.

Melahirkan merupakan proses yang luar biasa untuk menghadirkan bayi ke dunia. Oleh karena itu pilihlah proses yang nyaman untuk diri Anda dan bayi sehingga risiko apapun menjadi lebih rendah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya