Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi membuat banyak perubahan. Salah satunya, maraknya bisnis yang dilakukan secara online, termasuk bisnis tanaman hias. Mereka menggunakan media sosial sebagai sarana untuk mempromosikan barang dagangannya.
Contohnya, seperti dilakukan Anhari Ahmad dan Aang Holis (38). Dua warga Karangmulya, Karang Tengah, Banten, itu memanfaatkan media sosial untuk mendulang rupiah dari tanaman hias. Jika Aan fokus tanaman hias jenis adenium atau bunga gurun, Aang memilih aglonema.
"Pertama kali saya bisnis adenium sambil kerja, tapi kemudian saya memilih resign. Saya ingin fokus bisnis adenium," ujar Anhari Ahmad kepada Liputan6.com saat berkunjung ke green house miliknya pada Rabu, 27 September 2018.
Advertisement
Baca Juga
Di green house miliknya terdapat lebih 50 identitas bunga dari lebih dari dua ribu pohon adeniumnya. Identitas terbaru miliknya bernama think of you, hongxia, dan lainnya. Harganya bervariasi, dari Rp 50 ribu hingga Rp 2 juta.
Dari pohon-pohon tersebut, banyak yang menyukai adenium dengan warna merah, unggu, dan putih. Para pembeli datang dari sejumlah daerah di Indonesia, seperti Papua, Aceh, Jakarta, Bandung, dan Bali.
"Setiap hari banyak yang pesan tanaman hias jenis adenium, karena saya menjaga kualitas pohon. Hal itu yang menjadi pertimbangan mengapa orang membeli ke sini," kata Anhari sambil menyebut bahwa tantangan utama bisnisnya adalah pada musim hujan.
Bekerja Sambil Bisnis
Berbeda dengan Anhari, Aang Holis tetap bekerja sebagai karyawan swasta sambil berbisnis aglonema. Namun, media sosial memudahkannya menjangkau pembeli dari seluruh Nusantara. Pemesan aglonemanya dari Sumatera sampai Papua.
Aang merintis bisnis tanaman hias sejak tiga tahun terakhir. Ia mengaku bisnisnya dirintis sejak menekuni hobi berkebun. Suka duka sudah dialami, terutama saat menerima keluhan dari pembeli.
"Ada kalanya pelanggan puas dengan pengiriman kita, ada kalanya juga nggak puas. Contohnya, saat tanaman tersebut dikirim dalam kondisi segar, tapi saat tiba di tujuan pohon layu. Itu biasanya datang dari pemula (orang yang baru menanam aglonema)," ujarnya.
Untuk itu, ia mengingatkan bahwa kondisi layu itu adalah normal. Setelah dikembalikan ke media tanah, aglonema akan kembali ke semula. Ia juga terbuka dengan segala pertanyaan konsumennya walau barang sudah di tangan mereka.
"Saya berusaha memberikan yang terbaik untuk pelanggan," ucap Aang.
Advertisement