Liputan6.com, Jakarta Setelah ampuh menggaet wisman di crossborder Entikong, Aruk, Sanggau, Skouw dan Atambua, Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pun ikut disusupi musik. Trie Utami yang tampil hingga jelang Sabtu tengah malam (27/10), juga ikut sukses membuat Mahakam Ulu dipenuhi lautan ribuan manusia.
“Musik itu universal. Dan kebetulan, Trie Utami punya basis fans yang besar di wilayah perbatasan Kalimantan yang haus hiburan. Dia kami gandeng untuk menghibur masyarakat. Juga membantu menguatkan akses, atraksi dan amenitas di Mahakam Ulu,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Sabtu (27/10).
Pria yang sukses membawa Kemenpar sebagai kementerian nomor 1 se-Asia Pasifik itu memang sudah sering membuktikan keampuhan musik di wilayah perbatasan. Di Atambua, Kemenpar sukses mendatangkan ribuan wisman Timor Leste setelah memboyong mantan vokalis band Cokelat, Kikan serta Slank.
Advertisement
Papua juga ikutan ‘bergoyang’ setelah Kemenpar memboyong Steven Jam. Sementara di Aruk, Kalimantan Barat, lautan manusia ‘tumpah’ di wilayah perbatasan setelah Kemenpar mendatangkan Linda Moy. Sanggau juga sama. Lapangan Komplek Sabang Merah yang berkapasitas 15.000 orang penuh sesak didatangi warga Kuching, Serawak, Malaysia, setelah Kemenpar mendatangkan Siti Badriah.
Pada festival lainnya di Batam, hasilnya juga sama. Saat peryaan Hari Ibu di Singapura pada 2016 silam, Hetty Koes Endang yang diboyong Kemenpar sukses mendatangkan 635 warga Singapura ke Batam. Ratusan warga ini sampai rela menyewa dua kapal ferry dan 20 bus hanya untuk menyaksikan pertunjukan musik pelantun lagu “Tak Ingin Sendiri” itu. Dan kemarin malam, giliran Mahakam Ulu yang disentuh lewat perform Trie Utami. Ribuan orang menyemut di Lapangan Lapangan Ujoh Bilang. Tua-muda, laki-laki dan perempuan, semua kompak menyerbu Mahakam Ulu.
“Untuk menciptakan crowd memang perlu bahasa universal. Dan musik adalah salah satu jawabannya. Kekuatan musik sangat dahsyat. Apalagi yang datang adalah musisi jazz papan atas Indonesia,” ujar Arief.
Hal itu ikut diamini Plt Deputi Plt Deputi Pengembangan Pemasaran I Pariwisata Kemepenpar Ni Wayan Giri Adnyani. Saat didampingi Asisten Deputi Regional II Kemenpar, Sumarni, Giri menjelaskan, dipilihnya warna musik jazz merupakan hasil analisa dan survei yang sangat matang.
“Mahakam Ulu punya dua keuntungan. Pertama, dampak langsung (direct impact), menarik wisatawan hadir di Mahakam Ulu. Kedua, dampak tidak langsung, yaitu memberikan nilai berita lebih bagi media yang memberitakan musisi-musisi jazz saat tampil di Mahakam Ulu,” terang Giri.
“Musik juga bahasa universal yang efektif untuk menyampaikan pesan. Termasuk mentransfer pesan budaya dan promosi pariwisata Mahakam Ulu,” timpal Asisten Deputi Regional II Kemenpar, Sumarni.
Kebetulan, tamu yang diundang cukup punya nama. Trie Utami. Namanya cukup populer. Cukup disegani di Indonesia sampai saat ini. Dari mulai memenangkan Lomba Cipta Lagu Remaja Prambors, hingga menjadi bagian grup band Krakatau, semua pernah dilakoni Trie. Hasilnya? Selama 1 jam Mahakam Ulu terdiam. Ribuan masyarakat terliaht enjoy dihibur wanita berdarah Jawa-Sunda itu.
"Banyak yang main jazz sekarang, itu bagus banget. Jazz seksi dan sekarang sudah mulai jadi gaya hidup," kata Trie Utami.
Trie Utami pun lantas menilai, keanekaragaman budaya dari masing-masing daerah yang ada di Indonesia sepatutnya memiliki potensi untuk mengembangkan budaya tersendiri dari sisi musik.
"Potensi mendatangkan wisatawan lewat musik sangat besar. Di Mahakam Ulu ini misalnya. Ada gitar ala Kalimantan yang bernama Sapeq. Ternyata saat dikolaborasikan dengan jazz hasilnya bagus banget. Jenis kesenian seperti ini yang bisa mengangkat potensi daerah di Indonesia," paparnya.
Kabid Pemasaran Area III Pemasaran I Regional II Kemenpar, Sapto Haryono, yang datang ke tengah acara juga punya tone senada. Atmosfer kehidupan masyarakat desa yang hommy, kaya dengan sentuhan budaya, panorama alam yang eksotis, dan nuansa kekeluargaan yang belum tentu bisa ditemukan di negara lain, menjadi magnet tinggi bagi Mahakam Ulu.
“Dijamin seru. Silakan datang ke Mahakam Ulu,” ungkapnya.
Kebetulan, menghidupkan daerah terluar, memajukan ekonomi di daerah tertinggal, merupakan bagian dari misi Presiden Joko Widodo. Spiritnya sejalan dengan program crossborder Kementerian Pariwisata.
“Semakin ramai dengan kegiatan, maka kegiatan ekonomi di kawasan itu juga akan semakin hidup. Jangan lupa berkolaborasi. Harmoni dan sinergi adalah kunci sukses kita. Academician, Business, Community, Government dan Media, semuanya harus dilibatkan. Kata kuncinya Indonesia Incorporated,” kata pria berkacamata itu.
(*)