Liputan6.com, Jakarta - Batasan teknologi dan seni semakin tipis. Seniman asal Kanada, Sougwen Chung mencoba menembus batas dengan berkolaborasi dengan robot. Ia dan dua robot lengan saling melengkapi untuk menghasilkan lukisan indah.
Sougwen beraksi dalam festival seni berbasis teknologi, Wave of Tomorrow 2018, Sabtu, 27 Oktober 2018. Melalui aksinya, robot yang dianggap benda tidak bernyawa yang tidak memiliki emosi seperti manusia, memiliki harmonisasi untuk melukis.
Di balik keseruan yang dilakukan seorang diri, Sougwen tetap merasa takut untuk berkolaborasi dengan robot meski kedua kalinya dilakukan. Aksinya bersama robot pertama dipertunjukkan di Singapura.
Advertisement
"Tentu saya merasa takut, karena sampai saat ini, saya masih harus melakukan pendekatan secara emosional dengan si robot," ujar Sougwen di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta Selatan.
Tidak instan, robot yang diajak berkolaborasi memiliki beberapa proses tahapan, seperti meniru pergerakan, merekam dan menganalisa pergerakan yang kemudian sistem Artificial Intelligence secara mandiri akan menggoreskan tinta dengan sendirinya.
Baca Juga
"Butuh waktu setengah jam untuk melakukan persiapan sebelum melukis, ya karena tadi itu saya harus membangun emosional kembali pada lengan robot tersebut," ujar Sougwen.
Pendekatan emosional yang kerap terlihat saat persiapan, Sougwen memberikan sesekali sentuhan manja seolah kedua robot lengan itu. "Sudah seperti anak, jadi pendekatan yang saya lakukan yaitu dengan sentuhan berulang," ucapnya.
Menurut perempuan asal Kanada yang saat ini menetap di New York itu, ia mendapat persepsi baru mengenai robot setelah berkolaborasi dengan mesin. Ia mengaku sebagai seniman, ia masih bisa bebas berekspresi melalui seni lukis yang dihasilkan oleh proses meniru pergerakan manusia.
Kehadiran Sougwen di Indonesia bersama kedua lengan robotnya bisa memperluas cakrawala Anda bahwa karya seni pun bisa berbasis teknologi. Salah satu kreator Sembilan Matahari, Adi Panuntun, menegaskan bahwa kehadiran Sougwen sedikit menunjukan masa depan yang menarik untuk dieksplorasi namun menakutkan.
"Masa depan yang ngeri-ngeri sedap ya untuk manusia sebenarnya, tapi menarik juga untuk terus dikembangkan," katanya kepada Liputan6.com. (Mariany)
Saksikan video pilihan berikut ini: