Kombinasi Budaya, Alam, Sejarah, dan Kuliner Jadikan Toraja Magnet Wisatawan Mancanegara

Sulawesi Selatan beruntung memiliki situs budaya keren, Toraja. Situs yang memiliki segudang pesona serta menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan.

oleh nofie tessar diperbarui 11 Nov 2018, 16:00 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2018, 16:00 WIB
Kombinasi Budaya, Alam, Sejarah, dan Kuliner Jadikan Toraja Magnet Penarik Wisatawan Mancanegara
Sulawesi Selatan beruntung memiliki situs budaya keren, Toraja. Situs yang memiliki segudang pesona serta menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan.

Liputan6.com, Jakarta Sulawesi Selatan beruntung memiliki situs budaya keren, Toraja. Situs yang memiliki segudang pesona serta menjadi magnet untuk mendatangkan wisatawan. Toraja memiliki segalanya. Mulai dari nature, culture, heritage, dan kuliner.

Melalui Indonesia Tourism Table Top (ITTT) Sales Mission Makassar for Tawau, Sabah, Malaysia, kekayaan Toraja dieksplorasi. Penjelajahan berawal dari Desa Adat Ke’te Kesu. Spot ini berada di Pantanakan Lolo, Kecamatan Kesu, Toraja Utara.

Ke’te Kesu merupkan rujukan terbaik bagi wisman. Sekadar catatan, sepanjang Oktober 2018, destinasi ini dikunjungi oleh 784 wisman. Kunjungan terbesar pun dilakukan wisatawan Prancis dengan 215 orang, lalu 112 orang paspor Jerman. Spanyol berada di strip berikutnya dengan 84 nama. Untuk kunjungan wisnus mencapai 5.418 orang.

“Toraja memiliki market utama Eropa. Ini menjadi bukti betapa menariknya Toraja. Ada banyak spot yang bisa dikunjungi, seperti Ke’te Kesu. Meski demikian, potensi ASEAN harus dioptimalkan. Untuk itu, kami mengajak peserta dari Tawau menikmati farmtrip di sini,” ungkap Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, Jumat (9/11).

Jumlah besar kunjungan terjadi di September 2018. Ke’te Kesu dikunjungi 1.473 wisman. Dominasi tetap Prancis (419 orang), Jerman (176 orang), dan Spanyol (116 orang). Arus masuk wisman juga kompetitip di 2017 dengan jumlah total 9.328 orang. Angka kunjungan tertinggi terjadi Agustus dengan total jumlah 2.013 orang. Untuk arus kunjungan wisnus mencapai 95.555 orang.

Sepanjang 2017, Ke’te Kesu dikunjungi oleh 43 wisatawan Malaysia. Kunjungan terbesar 33 nama terjadi di Bulan Mei.

“Ke’te Kesu sangat unik. Destinasi ini sangat komplit. Desa wisatanya bagus. Di sini juga ada makam khas Toraja hingga stand souvenir dan kuliner. Yang jelas, Toraja masuk paket wisata yang ditawarkan melalui Sales Mission kemarin di Makassar,” terang Sapto.

Kawasan wisata disini masuk paket Toraja and Beyond. Sebaran destinya ada di Enrekang-Palopo-Luwu. Paket ini bisa dinikmati selama 4 hari 3 malam. Menjadi kekayaan Toraja, Ke’te Kesu ini memiliki banyak keunikan. Area ini punya Tongkonan dan Alang (lumbung padi). Desa adat ini punya 5 Tongkonan yang usia ratusan tahun. Ada Tongkonan Bamba, To Sendana, Kesu, Tonga, dan Panimba.

“Ke’te Kesu akan menjadi paket wisata terbaik. Ada banyak keunikan yang ditawarkan Toraja secara umum. Beragam eksotisme di sini pun jadi penawaran terbaik bagi masyarakat Tawau,” jelas Plt Deputi Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani.

Desa Adat Ke’te Kesu juga memiliki makam keluarga. Area ini juga dilengkapi 4 buah Patene. Patene ini bangunan permanen yang difungsikan sebagai kuburan. Mereka sebelumnya menggelar Mangarara atau penasbihan 7 Tongkonan baru, 28-29 Juni 2018.

“Experience yang ditawarkan Ke’te Kesu ini luar biasa. Di sini wisatawan bisa tinggal sekitar 1 minggu. Mereka bisa kunjungi spot lain di Toraja,” jelas Giri lagi.

Menjadi pilar pariwisata Toraja, peserta famtrip juga mengekplorasi Lemo. Destinasi adalah kompleks makam yang melekat di dinding tebing. Lokasinya berada di Makale Utara, Tana Toraja. Di sini, jenazah diletakan dalam lubang di dinding. Ciri khas lain adalah patung Tau-Tau. Patung ini representasi dari orang yang meninggal dunia. Ritualnya Rambu Solo dengan mengurbankan sekitar 24 kerbau.

Keunikan lain ditawarkan destinasi wisata Baby Grave Kambira. Lokasi destinasi di Tongko Sarapung, Sangalla, Tana Toraja. Baby Grave ini memanfaatkan pohon Tarra, Sipate, dan Lamba. Caranya, batang pohon dilubangi lalu mayat bayi dimasukan lalu ditutup ijuk. Pemakaman seperti ini terkenal sebagai Passilliran.

“Karakteristik destinasi wisata di Toraja ini sangat unik. Wilayah ini menjadi destinasi wisata terbaik. Ada banyak pembelajaran budaya dan filosofi yang diterima oleh wisatawan. Keunikan ini tentu menjadi daya tarik wisman, baik Tawau atau lainnya,” tegas Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.

Flashback, sebelum sampai di Toraja, peserta famtrip dari Tawau ini juga mengunjungi destinasi Leang Leang. Lokasinya berada di Maros, taman prasejarah ini fenomenal. Berada di Leang Pettae, wisatawan bisa menjumpai lukisan prasejarah berupa babi rusa dan tangan.

Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengatakan, Sulawesi Selatan menjadi situs besar budaya.

“Toraja dan sekitarnya ini situs besar budaya. Ada banyak keunikan yang bisa dinikmati wisatawan. Toraja ini memiliki budaya yang sangat kuat. Terlepas dari atraksinya, aksesibilitas dan amenitas di sana juga sangat bagus,” tutup Menteri yang sukses membawa Kemenpar No. 1 dan menjadi #TheBestMinistryOfTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya