Menguak Kegelisahan Gusmen Heriadi di Pameran Deep Skin - Skin Deep

Seniman Gusmen Heriadi menuangkan deretan kegelisahannya dalam karya di pameran bertajuk Deep Skin - Skin Deep.

oleh Putu Elmira diperbarui 23 Nov 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2018, 09:00 WIB
Menguak Kegelisahan Gusmen Heriadi di Pameran Deep Skin - Skin Deep
Seniman Gusmen Heriadi menuangkan deretan kegelisahannya dalam karya di pameran bertajuk Deep Skin - Skin Deep. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Ciptadana Art Program tahun ini menghadirkan karya seniman asal Sumatera Barat, Gusmen Heriadi. Mengusung tema Deep Skin - Skin Deep, karya-karya dalam pameran ini menuangkan gagasannya soal kebanggaan 'identitas' manusia yang berdampak pada lingkungan dan kehidupan makhluk lainnya.

Ada pun kegelisahan yang dituangkan dalam karya seniman yang kini menetap di Yogyakarta tersebut berangkat dari pengalaman saat berusia 12 tahun. Kala itu, ia meminjam senjata angin dari saudara dan membawanya ke kaki bukit dekat dengan rumah dan menembak burung.

"Saya menemukan burung itu mati dan sedih. Setelah itu tidak mau menembak dan kadang-kadang melihat orang memelihara burung dalam sangkar saya sedih atau melihat pipa rokok dari gading. Ada kematian dalam sana," jelas Gusmen Heriadi di Cipta Art Space, Jakarta, Kamis, 22 November 2018.

Gagasan untuk melukis dengan pesan tersebut kian terasa ketika Gusmen menetap di Yogyakarta tahun 1995. "Di sana ada pasar hewan, ada jual beli, akhirnya burung-burung banyak ditangkap dan dijual. Ada juga seorang teman yang membanggakan pipa gading, tiba-tiba saya ingat masa lalu waktu menembak burung," tambahnya.

Kendati demikian, ia baru menggarap karya bertahun-tahun setelahnya. "Tapi nggak diserta merta di tahun itu saya mulai menggarap. Mulai menggarap tahun 2015-2016," ungkap Gusmen.

Menariknya, Gusmen Heriadi turut menyertakan prosa dalam setiap karya. Bukan tanpa alasan, namun lebih kepada bentuk untuk memberi ruang pengunjung memahami karyanya.

"Saya tidak mau menggiring orang untuk memahami karya saya. Sebenarnya saya mengambil prosa lebih melihat kitab suci. Kitab suci di dalamnya satu ayat dan tidak dijelaskan, biar manusia berproses secara sendirinya," katanya.

Sementara, karya-karya Gusmen Heriadi di pameran Deep Skin - Skin Deep dikuratori oleh Emmo Italiaander dan Sudjud Dartanto. Pameran dibuka untuk umum mulai 22 November 2018 hingga 14 Desember 2018 setiap hari dari pukul 09.00-17.00 WIB di Ciptadana Art Space lantai 5 Gedung Ciptadana Center, Jakarta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya