Mitra Seni Indonesia Lantik Pengurus Baru Lewat Pesta Pisah Sambut

Setelah masa bakti 2015-2018 berlalu, kini Mitra Seni Indonesia melantik pengurus baru periode 2019-2022.

oleh Putu Elmira diperbarui 26 Feb 2019, 22:15 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2019, 22:15 WIB
Mitra Seni Indonesia
Mitra Seni Indonesia melantik ketua umum periode 2019-2022. (dok. Mitra Seni Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Mitra Seni Indonesia, organisasi nirlaba yang berkecimpung dalam pelestarian seni resmi dijalankan pengurus baru periode 2019-2022 dengan ketua umum, Sari Ramdani Basri. Sebelumnya, masa bakti 2015-2018 dipimpin oleh ketua umum Ken Subagio.

Rangkaian Pesta Pisah Sambut dibuka dengan rapat umum anggota dan dilanjutkan sesi pelantikan pengurus baru. Ken Subagio mendapatkan tanda kasih dari dewan pembina berupa selendang panjang bermotif.

Dalam prosesi pelantikan, Sari Ramdani Basri selaku ketua umum periode 2019-2022 turut naik ke panggung. Ia menyatakan kesiapannya untuk menjalani masa jabatan bersama pengurus baru.

Acara dilanjutkan dengan serah terima dan penyerahan memorandum yang diberikan oleh dewan pembina Mitra Seni Indonesia, Sri Harmoko. Ada pula sambutan dari salah satu tamu VIP, Mufidah Jusuf Kalla.

"Mitra Seni Indonesia didirikan Agustus 2007, organisasi nirlaba yang bertujuan melestarikan seni dan budaya Indonesia. Kami mendapat laporan anggota kini mencapai 750 orang," jelas Mufidah Jusuf Kalla di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Istri Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 ini menyebut pencapaian anggota Mitra Seni Indonesia begitu membanggakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa Mitra Seni Indonesia adalah organisasi yang besar dan banyak pihak yang cinta pada seni budaya Tanah Air.

Kini ada deretan pelatihan seni yang dijalankan Mitra Seni Indonesia seperti paduan suara, arumba, kolintang, angklung, karawitan, hingga melukis. Kegiatan ini turut melibatkan generasi muda untuk keberlangsungan seni budaya.

"Melestarikan seni dan budaya saja tidak cukup, tapi juga mengembangkan mengikuti perkembangan zaman. Contoh kolaborasi seni musik dan gamelan Jawa atau Bali, penggabungan wayang kulit dan wayang orang sangat menarik dan sangat dibutuhkkan untuk memperkaya seni Indonesia," tambahnya.

"Saya berharap Mitra Seni Indonesia dapat berada melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya Indonesia," ujar Mufidah.

Sementara, Pesta Pisah Sambut Mitra Seni Indonesia ditutup dengan ragam penampilan menarik yang meliputi Kolintang Kawanua Jakarta (K2J), dendang Ussy Pieters, Angklung Interaktif Mang Udjo, serta penampilan Tonny Wenas dengan Ade n Friends Band.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya