Liputan6.com, Jakarta Perkembangan industri digital era 4.0 saat ini membuat sektor pariwisata Indonesia harus bergerak mengikutinya. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun semakin aktif menerapkan pengembangan pariwisata atau tourism 4.0 untuk menjangkau wisatawan milenial. Saat ini, jumlah wisatawan milenial mencapai 50 persen dari keseluruhan wisatawan mancanegara (wisman) inbound ke Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan berlipat.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa program "Go Digital" menjadi salah satu program strategis Kemenpar untuk memenangkan pasar di era industri 4.0. Karena itu, Kementerian Pariwisata terus berpromosi melalui platform digital dan melakukan penguatan media sosial yang melibatkan para selebgram, blogger, Youtuber, dan industri pariwisata.
"Digitalisasi sudah menjadi hal yang tidak bisa lepas dari keseharian masyarakat. Kehadiran kaum milenial, terutama di media sosial sangat berpengaruh bagi perkembangan pariwisata Indonesia, yang bisa menjadi sarana promosi di mata dunia," ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata, Ukus Kuswara, Jumat (8/3/2019).
Advertisement
Menurutnya, peran media digital bagi keberlangsungan pariwisata sangat besar. Terlebih lagi, aktivitas pariwisata yang berjalan kini banyak dilakukan oleh anak muda dengan memanfaatkan teknologi digital.
Karena itu, diperlukan kesiapan khusus dan serius untuk mengembangkan pariwisata berbasis digital untuk menarik kunjungan wisatawan milenial. Adanya perubahan pola perilaku kaum milenial yang semakin mobile dan personal harus diadaptasi lewat pengembangan destinasi digital.
Salah satunya melalui penyelenggaraan "Wonderful Noon" yang melibatkan kalangan akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media (Pentahelix). “Wonderful Noon” merupakan acara unggulan Biro Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata yang digelar dua kali setahun.
Wonderful Noon pertama di tahun ini mengambil tema "White of Wonders - The Extra Ordinary Experience” dan akan berlangsung di Orchid Forest, Cikole, Bandung, pada Jumat (8/3/2019). Acara ini mengundang selebgram, blogger, Youtuber dan industri untuk bersama-sama mengibarkan Indonesia di mata dunia lewat digital. Kegiatan ini juga bertujuan mempublikasikan dan mempromosikan pengelolaan informasi kebijakan dan program pembangunan Kemenpar melalui media sosial resmi kepada penggiat media sosial dan stakeholder Pariwisata.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, mengatakan bahwa pariwisata berbasis digital merupakan instrumen yang baik untuk menarik minat kunjungan dan memobilisasi wisatawan milenial.
"Gaya hidup kaum milenial sudah berubah. Orang yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata pasti akan mengabadikan momen lewat foto, kemudian mempostingnya di media sosial. Karena itulah, sekarang berkembang destinasi digital yang Instagrammable," ucap Guntur.
Acara "Wonderful Noon" Bandung dihadiri oleh beberapa selebgram, youtuber, dan vlogger. Sebut saja Bisma Karisma, Dinda Maulina, Nicko Irham, Abimanyu Bhakti Pratama, Arie Novwan, Riana Rizki, Yumna Kemal, Eddi Brokoli, Samuel Reinhard Harlan, dan Reza Maulana Malik.
Acara juga berlangsung meriah dengan penampilan paduan suara mahasiswa Universitas Padjajaran, Bandung, beauty magician, fashion show trend warna Sariayu 2019 dari Martha Tilaar, dan makan malam yang dipersembahkan oleh penampilan Chef Ronald Wei.
Kehadiran para perwakilan dari pendukung acara juga akan semakin menambah keseruan “Wonderful Noon” Bandung kali ini. Mereka yang mendukung acara ini diantaranya Orchid Forest, Tauzia Group, Martha Tilaar, Sariayu, Hydrococo, Go Fress, Bakmi Naga, Aerofood ACS Garuda Indonesia Group, Bandung Kunafe, Pixel Group, Kalaha Group, Canon Data Script, Focus Nusantara, Pipiltin Cocoa, STP Bandung, dan media pendukung Oz Radio Bandung.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya, menyambut baik penyelenggaraan “Wonderful Noon“ Bandung karena sejalan dengan semangat Presiden Jokowi yang menyebutkan bahwa milenial adalah masa depan Indonesia.
"Milenial itu selalu digital, mobile, dan interaktif. Ini menjadi sifat dari digital yakni semakin digital, semakin personal," kata dia.
Dalam industri pariwisata, tambah Arief, perubahan perilaku konsumen itu terlihat ketika search and share, 70 persen sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata.
(*)