Gara-Gara Sampah, 3 Kapal Pesiar Batal Merapat ke Lombok

Tiga kapal pesiar yang batal merapat ke Lombok itu bakal mengangkut 1.500 hingga 2.000 penumpang dari berbagai negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mar 2019, 13:15 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2019, 13:15 WIB
Proyek Sirkuit Mandalika Lombok
Foto udara pada 23 Februari 2019 menunjukkan proyek pengembangan pesisir Mandalika yang diusulkan menjadi lokasi balapan sepeda motor MotoGP dengan sirkuit jalan yang dibangun khusus, di Mandalika, selatan Lombok. (ARSYAD ALI/AFP)

Mataram - General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Cabang Lembar Erry Ardiyanto menyatakan tiga kapal pesiar batal membawa wisatawan ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan alasan sampah di destinasi wisata.

"Sudah tiga dari 26 kapal pesiar yang membatalkan. Alasan utama adalah proses pemulihan setelah gempa dan masalah sampah," katanya usai mengikuti upacara pelepasan peserta Ekspedisi Laskar Nusa 2019 di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat, NTB, Senin (11/3/2019), dilansir Antara.

Ia mengatakan informasi pembatalan kunjungan tiga kapal pesiar tersebut diterima dari pihak agen kapal pesiar di Singapura. Masing-masing kapal pesiar rencananya mengangkut 1500 hingga 2.000 wisatawan asing dari berbagai negara.

"Sampah di tempat wisata menjadi keluhan. Tapi, isu sampah tersebut sudah kami tanggulangi," ujar Erry.

Namun, pihaknya tidak bisa bekerja sendiri dalam upaya menanggulangi persoalan sampah, khususnya di destinasi wisata. Ia meminta dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

Pelindo Cabang Lembar sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Pariwisata, dan tokoh-tokoh di NTB, khususnya yang berkaitan dengan dunia pariwisata.

"Upaya tersebut kami lakukan supaya ada kesadaran masyarakat untuk peduli dan mau menjaga lingkungan, baik untuk diri sendiri maupun tingkatan lebih luas nantinya," ucap Erry.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) NTB, Dewantoro Umbu Joka, mengakui bahwa persoalan sampah dan toilet di destinasi wisata di Lombok perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah setelah gempa.

"Sampah menjadi perhatian itu benar. Jadi sebenarnya perlu pembenahan oleh pemerintah kabupaten/kota selaku pemilik destinasi wisata," katanya.

Menurut dia, meskipun wisatawan kapal pesiar hanya singgah satu hari di Pulau Lombok, kedatangan mereka tentu bisa berdampak positif bagi pencitraan NTB sebagai daerah yang memiliki destinasi wisata.

"Jangan gara-gara sampah menjadi kendala. Itu masalah internal yang harus kita perbaiki bersama. Seharusnya sebelum wisatawan datang sampah sudah tidak ada dan toilet diperbaiki," ujar Dewantoro.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya