Olahan Sagu Sentani, Poros Kuliner Terbaik Festival Crossborder Skouw 2019

Sentani menjadi poros kuliner terbaik bagi Festival Crossborder Skouw 2019. Kota tersebut memiliki kuliner khas Sagu Ouw dan Papeda Bungkus.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Apr 2019, 11:32 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 11:32 WIB
Olahan Sagu Sentani, Poros Kuliner Terbaik Festival Crossborder Skouw 2019
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengajak wisatawan berkunjung kembali ke Sentani sembari menikmati beragam olahan sagu yang nikmat.

Liputan6.com, Jayapura Sentani menjadi poros kuliner terbaik bagi Festival Crossborder Skouw 2019. Kota tersebut memiliki kuliner khas Sagu Ouw dan Papeda Bungkus. Ciri khas Sagu Ouw adalah kombinasi manis, asin, hingga gurih. Untuk Papeda Bungkus memiliki karakter khas. Kuliner yang berbahan utama sagu ini memiliki kandungan kalori yang tinggi.

Festival Crossborder Skouw 2019 digelar 9-11 Mei. Lokasinya berada di PLBN Skouw, Jayapura, Papua. Event ini memberikan banyak kesegaran melalui aksi Ras Muhammad, Dave Solution, Vanimo Natives Band asal Papua New Guinea (PNG). Sembari menunggu pesta reggae, wisatawan bisa berkunjung ke Kota Sentani, Jayapura, karena ada beragam kejutan di sana.

Kondisi Kota Sentani sudah normal pasca bencana. Sentani telah bangkit dan menata kembali kehidupan masyarakatnya. Seiring optimisme besar yang digelembungkan, Sentani menawarkan kuliner khasnya. Adalah, Sagu Ouw Sentani dan Papeda Bungkus memiliki cita rasa nikmat. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenpar Muh. Ricky Fauziyani mengatakan, sagu sebagai kuliner utama Papua.

“Kondisi Sentani sudah normal. Dari Festival Crossborder Skouw, wisatawan bisa berkunjung ke sana. Sentani tetap eksotis meski sempat terpapar bencana, apalagi kulinernya. Olahan sagu di Sentani sudah terkenal kelezatannya. Bagaimanapun, sagu ini kuliner utama di Papua,” ungkap Ricky, Jumat (12/4).

Untuk zonasi Jayapura, sagu dihasilkan oleh Kampung Koya dan Skouw. Total luasan area hutan sagu sekitar 11.770 Hektar. Pemkab Jayapura bahkan mengembangkan hutan sagu seluas 1 Juta Hektar. Area ini tersebar di Tanah Merah, Nimborang Kemtuk Gresi, dan Kaureh. Ricky menambahkan, Skouw jadi penghasil sagu dengan kualitas prima.

“Skouw ini penghasil sagu dengan kualitas super. Dari Skouw, sagu ini didistribusikan ke berbagai area di Jayapura dan sekitarnya. Begitu sampai di Sentani, bahan baku ini diolah jadi Sagu Ouw dan Papeda Bungkus dengan cita rasa nikmat,” lanjut Ricky.

Pengolahan Sagu Ouw unik karena dipanggang di atas tempurung kelapa. Sagu Ouw yang dicampur dengan ikan dan sayuran akan memunculkan cita rasa gurih. Rasa gurih manis akan mucul bila Ouw ini dicampur dengan parutan kepala dan gula merah. Memiliki banyak varian, ada juga Ouw Kempeng. Ini adalah campuran sagu dengan kelapa, jamur, dan sayuran pakis hutan.

“Beragam Sagu Ouw Sentani ini unik dan nikmat. Kuliner ini menjadi representasi kekayaan kuliner di Tanah Papua. Wisatawan harus mencobanya. Jangan sampai kuliner khas ini terlewatkan begitu saja,” terang Ricky lagi.

Selain Sagu Ouw, Sentani juga terkenal dengan kuliner Papeda Bungkus. Kuliner ini berupa sagu dingin yang dibungkus daun. Masyarakat Jayapura percaya, menyantap papeda dingin ini bisa membersihkan paru-paru dari berbagai kotoran menempel. Untuk menambah kenikmatan, Papeda Bungkus biasanya disantap bersama ikan gabus rica-rica atau ikan kuah kuning.

“Sagu ini kuliner luar biasa. Kandungan karbohidratnya tinggi. Sagu ini menghasilkan kalori yang besar sehingga bagus untuk energi,” katanya lagi.

Kaya karbohidrat, dalam 100 Gram sagu kering setara dengan 355 Kalori. Prosentase karbohidratnya dari sagu hingga 94 Gram. Unsur lainnya 0,2 Gram protein, seratnya sekitar 0,5 Gram, lalu 10 Mg kalsium. Lalu, ada juga 1,5 Mg zat besi hingga lemak, karoten, tiamin, dan asam askorbat. Ricky pun mengatakan, proses panjang harus dilewati untuk menghasilkan sagu berkualitas.

“Besarnya kandungan unsur dalam sagu konon juga dipengaruhi cara pengolahannya. Sebab untuk jadi sagu dibutuhkan proses yang panjang,” kata Ricky lagi.

Sagu ini dihasilkan dari teras batang Rumbia (Metroxylon Sagu Rottb). Proses pemanenannya dimulai dengan pemotongan batang. Batang-batang ini lalu dibelah memanjang, lalu bagian tengahnya dicacah. Teras batang ini lalu diambil dan disaring hingga didapatkan patinya. Pati inilah yang diolah jadi tepung sagu atau lainnya.

“Berkunjung ke Papua kurang lengkap kalau tidak mencicipi olahan sagunya. Olahan sagu terbaik saat ini dimiliki oleh Sentani. Variasinya sangat beragam. Silahkan berkunjung kembali ke Sentani sembari menikmati beragam olahan sagu nikmat di sana,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya