Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi nasi dianggap sebagai salah satu cara untuk melawan obesitas atau kelebihan berat badan. Sebuah penelitian terbaru menyebutkan nasi justru bisa mengurangi risiko obesitas.
Mengutip dari Medical Daily, Sabtu, 18 Mei 2019, penelitian itu menganalisis data dari lebih dari 130 negara menunjukkan bahwa menambahkan lebih banyak beras ke dalam makanan sehari-hari ternyata dapat membantu mengurangi risiko obesitas.
Sebelumnya, sejumlah pakar kesehatan banyak yang mempertanyakan tentang mengapa orang-orang di Amerika Serikat (AS) memiliki tingkat obesitas yang tinggi, sementara di beberapa negara lain tampaknya memiliki jumlah kasus yang sangat rendah.
Advertisement
Baca Juga
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan 39,8 persen orang di AS saat ini mengalami obesitas. Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jepang hanya 4,3 persen dari populasinya yang mengalami obesitas.
Fakta itu kemudian mengarahkan para peneliti dari Sekolah Tinggi Seni Liberal Wanita Doshisha di Kyoto mempelajari faktor-faktor yang membuat banyak orang di Jepang memiliki berat badan yang sehat atau rata-rata. Awalnya, mereka mengakui bahwa Jepang bersama dengan negara lain dengan kasus obesitas rendah menganggap beras sebagai makanan pokok.
"Asosiasi yang diamati menunjukkan bahwa tingkat obesitas rendah di negara-negara yang makan nasi sebagai makanan pokok," ujar Tomoko Imai, Ketua Peneliti dan Profesor di Sekolah Seni Liberal Wanita Doshisha. "Oleh karena itu, makanan Jepang atau pola makan ala Asia dengan makanan pokok nasi dapat membantu mencegah obesitas."
Saksikan video pilihan berikut ini:
Data dari 136 Negara
Tim tersebut mengumpulkan data dari 136 negara dan menemukan di negara-negara yang warganya mengkonsumsi rata-rata setidaknya 150 gram beras per hari memiliki tingkat obesitas yang jauh lebih rendah.
Para peneliti juga memperhitungkan faktor-faktor lain yang berkontribusi pada epidemi obesitas, seperti tingkat merokok, konsumsi kalori, dan biaya yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan.
Para peneliti Doshisha menyarankan bahwa setiap orang meningkatkan konsumsi beras hariannya hanya dengan seperempat cangkir atau 50 gram, risiko obesitas global dapat turun secara dramatis sebesar satu persen, atau dari 650 juta orang menjadi 643,5 juta orang dewasa.
Peneliti tersebut mengatakan bahwa konsumsi beras atau nasi berpotensi mendorong kenaikan berat badan yang lambat. Ini karena serat, nutrisi, dan senyawa tanaman yang ditemukan dalam biji-bijian utuh meningkatkan rasa kenyang.
Selain itu, beras memiliki kadar glukosa darah postprandial rendah, sehingga menghambat sekresi insulin. Para peneliti mempresentasikan temuan mereka tersebut pada Kongres Eropa tentang obesitas di Glasgow, Inggris, baru-baru ini.
Advertisement