Liputan6.com, Jakarta - Saat dulu masih di bangku sekolah, mungkin Anda pernah dimarahi guru bila salah memakai seragam. Beberapa anak yang kritis pun kerap menanyakan kenapa harus pakai seragam sekolah.
Bila ditelisik lebih lanjut ternyata ada beberapa manfaat dari kebijakan murid harus memakai seragam sekolah. Menurut pakar pendidikan Michelle Kouzmine, aturan memakai seragam sekolah membawa dampak positif bagi perkembangan anak.
Seragam juga mempermudah anak dan orangtua dalam rutinitas pagi hari. Tak perlu dipusingkan lagi memilih pakaian yang layak dan nyaman untuk dipakai ke sekolah. Semua pakaian sudah ditentukan sesuai dengan aktivitas anak.
Advertisement
Baca Juga
"Efisiensi waktu jadi efek positif dari adanya seragam. Anak pun jadi mengingat aturan dan mengikutinya," terang Michelle. Lalu bagaimana dengan seragam sekolah di Indonesia?Â
Pelajar sekolah di Indonesia tentu identik sekali dengan seragam dengan beragam corak warna dari berbagai jenjang pendidikan SD sampai SMA. Corak warna yang berbeda-beda tersebut tentu menjadi identitas tersendiri bagi setiap pelajar sekolah.
Warna merah-putih biasanya untuk jenjang SD, biru-putih untuk jenjang SMP, dan abu-putih untuk jenjang SMA. Bagi para siswa sekolah, penggunaan seragam ini ada yang merasa senang dan ada pula yang tidak suka karena bosan dengan baju yang itu-itu saja.
Dilansir dari merdeka.com dan berbagai sumber lainnya, Indonesia pun sebenarnya pernah menerapkan pakaian bebas ke sekolah. Namun itu pada zaman dahulu saat masa pendudukan kolonial Belanda.
Penggunaan seragam di Indonesia mulai gencar diterapkan pada masa pendudukan Jepang. Namun, waktu itu belum ada corak warna untuk setiap jenjang pendidikan. Negara Jepang yang sarat dengan militeristik membawa nilai disiplin yang tinggi bagi masyarakat Indonesia, termasuk para pelajar.
Setelah Indonesia merdeka, budaya berseragam sekolah ini masih terus diterapkan sampai sekarang. Aturan itu diresmikan di masa pemerintahan Presiden Soeharto pada 1982 lewat Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Menutupi Kesenjangan Sosial
SK tersebut berisi tentang penggunaan seragam sekolah bagi para siswa, tepatnya pada 17 Maret 1982. SK itu tak hanya berisi tentang penyeragaman pakaian sekolah, tetapi juga mengatur corak warna yang berlaku bagi tiap tingkatan sekolah di Indonesia sebagaimana yang dikenakan para pelajar sekolah Indonesia saat ini.
Konon, aturan penggunaan seragam sekolah ini sesungguhnya juga dibuat untuk menutupi kesenjangan sosial antarsiswa. Adapun pencetus gagasan corak warna dan aturan penggunaan seragam sekolah ini adalah Idik Sulaeman yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pembinaan Kesiswaan di Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah dengan masa periode 1979-1983.
Idik yang merupakan alumni Pendidikan Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga merupakan pembuat lambang OSIS dan Paskibraka. Nama lengkapnya adalah Idik Sulaeman Nataatmadja, dilahirkan di Kuningan, Jawa Barat, pada 20 Juli 1933.
Saat kuliah, ia adalah pendiri gerakan Perindukan Pemula di ITB. Sewaktu semua organisasi Kepanduan dilebur menjadi Pramuka pada 1961, ia turut serta masuk di dalamnya.
Karier Idik di organisasi nasional berlambang tunas kelapa itu berjalan mulus sampai ia diangkat menjadi Asisten Sekjen Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Pada 4 April 2013, Idik Sulaeman meninggal dunia pada usia 79 tahun, meninggalkan istri tercinta Aisah Martalogawa serta 3 orang anak dan 7 orang cucu.
Sayangnya, konon penciptaan rancangan seragam sekolah nasional itu tidak dipatenkan, begitu pula dengan semua konsep dan rancangan Idik untuk Paskibraka.
Advertisement
Arti Warna Seragam Sekolah
Yang jelas, penentuan warna pada seragam sekolah punya arti tersendiri. Bagi siswa SD, seragam hem putih dengan bawahan merah melambangkan energi dan keberanian bagi siswa untuk belajar.
Sedangkan corak warna biru pada seragam SMP melambangkan komunikasi dan percaya diri karena pada masa-masa ini siswa SMP sedang dalam masa pengembangan kepercayaan diri.
Dan corak warna abu-abu pada seragam SMA menunjukkan kedewasaan dan ketenangan. Di beberapa sekolah terutama sekolah swasta, seragamnya bisa berbeda-beda.
Bahkan ada sekolah yang membebaskan siswanya untuk tidak memakai seragam, tapi hanya menggunakan motif tertentu seperti batik atau kotak-kotak.
Meski begitu, tiga jenis seragam yang digagas Idik Sulaeman masih tetap digunakan sebagian besar siswa SD, SMP dan SMA di Indonesia sampai saat ini.