Pekerja Bangunan Berikan Kursi untuk Lansia di MRT, Cerita di Baliknya Tuai Simpati

Pekerja bangunan berikan kursi untuk lansia padahal kursi di sampingnya kosong, mengapa?

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Jul 2019, 19:05 WIB
Diterbitkan 22 Jul 2019, 19:05 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@quinntheislander)

Liputan6.com, Jakarta - Lewat sebuah unggahan di akun Facebook, Regina Yqh, Rabu (17/7/2019), cerita seorang pekerja bangunan memberi kursi pada lansia ketika naik MRT jadi topik hangat perbincangan publik. Diterterakan di sana, kejadian ini berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

Regina mengawali cerita dengan menjelaskan posisi duduknya, yakni di seberang pekerja bangunan tersebut. "Setelah beberapa lama, seorang nenek naik dan bertukar kontak mata yang mengisyaratkan ia (pekerja bangunan) untuk berdiri sebelum si nenek duduk di kursi kosong di sebelahnya," tulis Regina.

Melihat tatapan itu, lelaki berseragam pekerja bangunan itu langsung berdiri dan si nenek duduk menaruh tasnya di bekas kursi yang diduduki lelaki tersebut. Regina menulis, dirinya sempat melihat lelaki itu tersenyum pada si lansia.

Tapi, gestur baik itu malah disambut tatapan tak bersahabat. "Seolah-olah, ia (pekerja bangunan) habis melakukan salah. Ia tak menanggapi tatapan nanar itu. Hanya terlihat merasa canggung," tambah Regina.

Melihat kondisi tersebut, Regina menceritakan bahwa dirinya sengaja langsung berdiri dan menawari kursinya untuk pekerja bangunan tersebut. "Ia menolak dengan sopan. Tapi, saya tetap menengok ke arah si nenek sembari menggelengkan kepala," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Meminta Keadilan

Ilustrasi
Ilustrasi bagian dalam MRT. (dok. pixabay.com/@cegoh)

 Unggahan yang telah dibagikan lebih dari 2,7 ribu kali ini merupakan cara Regina untuk menuntut keadilan. "Saya tidak mengerti apa yang dilakukan pekerja bangunan itu sampai ia tak boleh mendapat kursi," tulisnya.

"Kami semua membayar tarif transportasi umum sesuai ketentuan," sambung Regina.

Ia berharap, kejadian ini bisa jadi contoh kecil untuk menggerakkan hati orang-orang berbuat baik tanpa mengenal status sosial. "Pada siapapun, pekerja bangunan atau yang lainnya," tutup Regina.

Di kolom komentar, warganet menunjukkan simpati mereka dan bercerita tentang kejadian serupa yang mereka pernah alami langsung.

"Memang masih ada mereka yang sangat buruk di kehidupan sosial. Kita sebenarnya bisa maklum, tapi kalau terus-terusan berlangsung, saya pikir tidak," tulis salah satu netter. "Si nenek seharusnya merasa malu," sambung yang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya