Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan alam dan keberagaman budaya Nusantara memang tiada duanya. Setiap wilayah Tanah Air memiliki sederet kearifan lokal yang sudah semestinya dilestarikan, satu di antaranya aksesori.
Aksesori di dunia fashion bukanlah satu hal yang baru. Kehadiran ragam pelengkap penampilan tersebut dapat dipadukan sedemikian rupa untuk menunjang penampilan yang lebih memesona.
Nusantara juga mempunyai aksesori khas yang tak kalah menarik dan unik. Apa saja? Simak rangkuman Liputan6.com selengkapnya seperti di bawah ini.
Advertisement
Baca Juga
1. Noken
Noken adalah sebutan untuk deretan pemakaian nama tas serbaguna di lebih dari 250 suku di Papua. Dahulu noken tidak dapat dibawa oleh sembarang orang tetapi hanya orang ternama, yang memiliki kuasa, dan pihak berada.
Seiring berjalannya waktu, noken dapat digunakan oleh masyarakat luas dan berbagai kalangan. Noken sendiri terbuat dari kulit kayu yang telah dikupas dan dipisahkan antara kulit dengan serat. Lalu serat kayu ditumbuk, diremas, dan dijemur.
Setelah kering, serat dibelah jadi lebih kecil supaya mudah dipintal. Ada pun pemintalan dilakukan secara manual sebelum serat kayu dirajut ke beragam pola noken.
2. Tas Koja
Warga Baduy kerap membawa kantong berjaring-jaring yang diisi beragam barang bernama tas koja. Dilansir Antara, kantong tersebut terbuat dari kulit pohon tereup yang ada di kawasan hutan adat masyarakat Baduy.
Proses pembuatan kantong ramah lingkungan ini terbuat dari kulit pohon yang disayat tipis-tipis dan dipilin menyerupai tali. Tali itu dijalin hingga membentuk tas. Uniknya bentuk tas ini memiliki nilai seni dan fungsinya beragam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
3. Udeng
Udeng menjadi salah satu pelengkap dalam busana adat warga Bali. Ikat kepala yang dipakai para pria di Pulau Dewata tersebut terbuat dari berbagai bahan, mulai dari katun hingga kain prada juga hadir dalam ragam motif.
Sementara, udeng digunakan dalam berbagai aktivitas mulai dari persembahyangan, upacara keagamaan, pernikahan, sampai pertemuan-pertemuan.
4. Anyaman Manik-Manik
Menganyam menjadi salah satu kebiasaan di budaya Dayak. Namun yang paling menonjol adalah mengayam manik-manik menjadi ragam aksesori mulai dari kalung, gelang, hingga tas.
Di sisi lain, menganyam juga bentuk nyata dari upaya melestarikan seni budaya. Macam-macam aksesori ini dihiasi dengan manik-manik yang penuh warna dan hadir dengan banyak motif.
Advertisement
5. Totopong
Totopong atau Iket adalah penutup kepala pelengkap baju adat yang digunakan masyarakat Sunda. Totopong adalah kain batik Sunda berukuran sekita 50x50 sentimeter. Dahulu, Totopong melambangkan profesi dan strata.
Totopong memiliki tujuh bentuk dan dapat diubah-ubah. Ketujuh bentuk itu adalah Parekos Nangka, Parekos Jengkol, Kole Nyangsang, Barangbang Semplak, Tutup Liwet, Lohen, dan Porteng.
6. Kupiah Meukeutop
Kupiah Meukeutop adalah penutup kepala dari Aceh. Topi tradisional yang dipakai pria Aceh ini jadi pelengkap busana adat yang digunakan dalam berbagai aktivitas seperti upacara adat.
Proses pembuatan Kupiah Meukeutop yakni dengan cara dirajut. Ada pun memakai kain-kain dengan paduan berbagai warna seperti merah, hijau, kuning, dan hitam.