Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) tidak henti-hentinya menggarap pasar Malaysia. Kali ini, melalui Indonesia Tourism Table Top (ITTT). Kegiatan ini digelar Kamis (15/8), di Berjaya Times Square Hotel Kuala Lumpur – Malaysia.
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, pasar Malaysia sangat strategis buat Indonesia. Sebab, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia didominasi asal Negeri Jiran.
Baca Juga
“Malaysia merupakan fokus pasar wisatawan mancanegara ke Indonesia. Karena, kunjungan wisatawan asal Malaysia menduduki peringkat ke-1. Oleh karena itu, kita terus menyiapkan strategi untuk menggarap pasar Malaysia,” papar Rizki.
Advertisement
Berdasarkan realisasi wisman tahun 2018, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia mencapai 2.501.594. jumlah ini meningkat 17,9% dibandingkan tahun 2017. Atau sebesar 2.121.888. Sedangkan untuk di tahun 2019, target Kemenpar untuk pasar Malaysia sebanyak 3.400.000 kunjungan wisatawan.
“Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang tepat dan inovatif untuk menggarap pasar ini. Bentuk upaya mencapai target kunjungan tersebut. Salah satunya, dengan menyelenggarakan kegiatan Indonesia Tourism Table Top (ITTT) Kuala Lumpur yang ke-2,” papar Rizki.
Dalam pelaksanaan ITTT Kuala Lumpur, Kemenpar mempromosikan destinasi pariwisata prioritas Borobudur, Danau Toba dan Banyuwangi serta destinasi branding Banyuwangi. Kemenpar juga akan memanfaatkan ITTT untuk mempromosikan destinasi lainnya yang memiliki direct flight. Khususnya dari Kuala Lumpur ke destinasi di Indonesia.
“Sellers yang akan berpartisipasi berjumlah 20. Mereka berasal dari industri pariwisata Indonesia. Terdiri dari tour operator/travel agent, dan hotelier asal Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan Kalimantan Timur,” paparnya.
Sementara buyers yang ditargetkan hadir sebanyak 60 local agent dari Kuala Lumpur dan sekitarnya. Para buyers ini hasil rekomendasi VITO Malaysia yang merupakan anggota MATTA dan MCTA.
Selain mengelar pertemuan bisnis atau B2B dengan round robin system (buyers meets sellers), dilakukan juga sesi Indonesia Tourism Update. Sebagai narasumber, hadir Agus Rochiyardi, perwakilan dari Badan Otorita Borobudur. Ia mempresentasikan “Borobudur and Beyond Tourism Update: Unimaginable Cultural Tourism Experience”.
Narasumber lainnya adalah Monas Tjahjono, perwakilan dari DPD ASITA Jawa Timur. Ia akan mempresentasikan “East Java Tourism Update: Experience Unthinkable Activities in Wonderful Esat Java.”
Rizki mengatakan, ITTT Kuala Lumpur diharapkan bisa menghasilkan transaksi dan penjualan paket wisata Indonesia. Serta memberikan update tentang destinasi pariwisata Indonesia kepada warganegara Malaysia.
“Diharapkan juga melalui pertemuan B2B ini kerja sama bisnis dapat dibangun untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan dari Malaysia ke Indonesia, serta memperkuat kerjasama bilateral antara kedua negara,” sambung wanita berhijab itu.
Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan Malaysia adalah pasar yang sangat potensial buat Indonesia.
“Oleh karena itu, kita terus menggarapnya Malaysia. Apalagi, kunjungan wisatawan asal Malaysia ke Indonesia sangat tinggi. Kedekatan menjadi salah satu faktornya. Namun, kita harus terus mengupdate informasi mengenai destinasi kita,” ujarnya.
Mantan Dirut PT Telkom itu menambahkan, hal ini dilakukan sebagai bagian untuk mencapai target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 20 juta wisman tahun 2019.
(*)