Liputan6.com, Jakarta - Berpergian dengan anak yang masih bayi menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Terlebih, jika perjalanan memakan waktu yang lama dan memberikan atmosfer yang berbeda, seperti menggunakan pesawat.
Perbedaan tekanan udara bisa membuat bayi menjadi tidak nyaman dan rewel selama perjalanan. Jika hal ini terjadi, bukan orangtua saja yang repot, tapi akan mengganggu kenyamanan penumpang lain. Salah satu selebriti Indonesia, Angela Gilsha bahkan pernah mengungkapkan kekesalahannya pada Instagram karena kejadian bayi yang menangis di pesawat.
Advertisement
Baca Juga
Melihat banyaknya keluhan, Japan Airlines mencari solusi agar penumpang dapat tetap nyaman. Dilansir dari Independent, 27 September 2019, mereka meluncurkan fitur yang dapat menunjukkan tempat bayi duduk saat proses pembelian tiket. Mereka akan memberikan logo bayi dan balita pada denah kursi yang sudah terpesan.
"Penumpang yang berpergian dengan anak-anak dengan rentang usia delapan hari hingga dua tahun dapat membeli tiket di laman resmi Japan Airlines dan memilih kursi yang nantinya akan diberi ikon anak-anak. Ini akan memberitahu penumpang lain bahwa ada anak yang mungkin duduk di sana," tulis pihak maskapai pada laman resminya.
Ide ini dipuji oleh entrepreneur asal Bangladesh, Rahat Ahmed yang menyadari fitur ini ketika ingin memesan tiket dari laman Japan Airlines. Dia mengungkapkan kesenangannya melalui Twitter. Dia menuliskan, "Terima kasih @JAL_Official_jp karena telah memperingatkanku di mana posisi bayi yang berencana teriak-teriak selama perjalanan 13 jam ini. Ini benar-benar harus menjadi hal yang wajib bagi semua maskapai."
Dia mengaku pernah mendapatkan pengalaman ketika tiga orang bayi berteriak di sebelahnya dalam perjalanan menggunakan Qatar Airways. Beberapa warganet juga menyetujui kebijakan baru ini.
"Ini adalah hal yang luar biasa, terlebih bagi penerbangan jarak jauh," ujar seorang warganet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kekesalan Orangtua
Meskipun banyak yang senang, para orangtua justru kesal dengan kehadiran fitur ini. Mereka berargumen bahwa hal seperti ini tidak seharusnya ada dan penumpang lain bisa lebih sabar. Bayi masih belum bisa memahami dan tak dapat mengontrol emosinya sehingga satu-satunya cara adalah menangis jika merasa tidak nyaman.
Mereka mengatakan bahwa orang yang setuju tersebut dulunya pernah menjadi bayi, harusnya bisa memahami situasi. Para orangtua juga membandingkan penumpang yang berisik juga, seperti yang ngorok saat tidur atau mabuk.
"Kita perlu belajar toleransi atau secepatnya kita juga butuh denah kursi yang menunjukkan orang yang ngorok dan ngiler saat tidur, tukang kentut, pemabuk dan banyak hal lainnya," tulis seorang orangtua.
Ada juga yang kurang setuju dengan pembedaan ini. Salah seeorang warganet yang membalas cuitan Rahat mengatakan bahwa akan lebih baik membagi denah kursi menjadi area khusus keluarga dari pada khusus anak. Dia menambahkan bahwa bayi yang menangis saat ini bisa menjadi dokter, perawat atau politikus yang akan merawat orang dewasa saat sudah tua nanti.
Pihak maskapai mengatakan simbol ini hanya akan muncul ketika penumpang membeli langsung pada laman resmi. Jika penumpang memesan tiket melalui pihak ketiga, simbol tersebut tidak akan muncul. Tak hanya itu, ikon anak ini juga tidak muncul jika ada pergantian pesawat secara mendadak. (Novi Thedora)
Advertisement