Liputan6.com, Jakarta - Kini, kopi sudah bagaikan gaya hidup masyarakat. Tak heran, varian kopi juga semakin beragam, mulai dari cappuccino, americano hingga latte. Namun, apakah Anda pernah menyadari sosok barista yang ada di balik setiap seduhannya?
Tak sembarang orang bisa menjadi barista, dibutuhkan pelatihan khusus agar komposisi dan rasa kopi dapat pas. Karenanya, kepekaan lidah dari barista sangat dibutuhkan.
Advertisement
Baca Juga
Biasanya, orang yang sudah biasa mencicipi berbagai macam kopi yang tertarik atau ingin menjadi penyeduh kopi ini. Tapi, ada satu orang yang awalnya tidak menyukai kopi, dan akhirnya kini telah menjadi seorang coffee master di Kantor Pusat Starbucks Indonesia.
Coffee master adalah seseorang yang telah memiliki sertifikasi lebih tinggi dari barista, jabatan ini menandakan orang tersebut tidak hanya ahli dalam menyeduh kopi, tapi menguasai teknik seduh, jenis peralatan, tes tertulis, bahkan kemampuan berinteraksi dengan pelanggan.
Dia adalah Lidya Natalia, seorang coffee master dari Starbucks Indonesia. Lidya telah bekerja selama tujuh tahun, yakni mulai dari 2012.
Sebelumnya, dia bukan merupakan pencinta kopi. Bahkan, bisa dikatakan sebagai orang yang tidak suka minum kopi. Hanya bermula iseng mencoba Kopi Sumatera yang dijual di tempatnya bekerja saat ini, dia langsung merasa penasaran dengan cara membuatnya.
"Pertama kali nyobain Kopi Sumatera, wah strong banget karena awalnya tidak suka kopi," tutur Lidya saat ditemui di acara “24 Hours Coffee Brewing Master Class by Indonesian Coffee Masters” yang dilaksananan pada Selasa, 1 Oktober 2019.
Guna memenuhi rasa penasarannya, dia akhirnya memberanikan diri untuk mendaftar ke Starbucks sebagai seorang barista. Setelah mengikuti training selama sebulan, akhirnya dia resmi menjadi pembuat kopi di Starbucks Indonesia.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perjalanan Karir
Berdasarkan tekad yang gigih, perjalanan karirnya dalam dunia kopi dapat terbilang cukup mulus. Hanya dalam waktu enam bulan, dia sudah meningkat jabatannya dari barista menjadi coffee master setelah mengikuti ujian sertifikasi.
Tak mudah untuk menjadi seorang ahli kopi ini, diperlukan skill khusus selain meramu kopi. Kemampuan komunikasi dan dedikasi adalah poin penting yang dinilai dalam ujian yang dilakukan.
"Poin yang dilihat, dia harus bisa berkomunikasi, itu yang pasti. Kedua, dia memang aktif dalam setiap coffee talk di setiap store-nya, dan mau berdedikasi," kata Virani Masayu, General Manager Learning and Culture Starbucks Indonesia saat ditemui di Starbucks Drive-Thru Hayam Wuruk.
Selama menjalani pekerjaannya, Lidya mengaku hal yang paling sulit bukan membuat berbagai macam kopi. Justru, karena jabatannya sudah sebagai ahli kopi, dia merasa memiliki tanggung jawab untuk menginspirasi barista lain. Selain itu, membagikan cerita kepada para pelanggan untuk setiap kopinya juga menjadi tantangan tersendiri, terlebih saat dia harus mengajari secara langsung orang lain dalam sesi master class.
Menurutnya, profesi sebagai barista bisa dijadikan profesi jangka panjang mengingat tren kopi belum pernah menurun. Terlebih, tidak ada batasan usia produktif untuk menjalani pekerjaan ini asal tetap ingin mencoba dan indra perasa masih berfungsi dengan baik.
Selama ini, Lidya memegang prinsip bahwa seorang barista harus terus mencoba. Bagi barista pemula, harus tahu bahwa semua kopi pada dasarnya pahit. Tapi, dengan pengolahan yang benar, bisa menjadi kopi yang nikmat dan memiliki cerita.
"Intinya, kopi itu pahit. Tapi, jangan pernah takut buat belajar dan ngulik kopi. Setiap orang awalnya pasti gak suka dengan kopi pahit, tapi lama-lama akan terbiasa dan jadi suka,” tutur Lidya kepada Liputan6.com.
Advertisement
Penentu Pemecahan Rekor
Bertepatan dengan Hari Kopi Internasional yang jatuh pada 1 Oktober kemarin, Starbucks Indonesia memecahkan rekor dunia dengan melaksanakan “24 Hours Coffee Brewing Master Class by Indonesian Coffee Masters”. Terdapat 144 coffee master yang turut berpartisipasi dalam acara ini.
Setiap coffee master akan mendapatkan waktu 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan yang lainnya. Lidya adalah salah satu coffee master yang terpilih untuk mengikuti acara ini, dan dia menjadi coffee master terakhir yang tampil.
Tanpa adanya aksi darinya, rekor tersebut mungkin tak bisa tercapai. Terlebih, dia menyeduhkan kopi bukan kepada pelanggan biasa, tetapi ke pihak dari Museum Rekor Indonesia (MURI) langsung.
Meskipun sudah terbiasa menyajikan kopi selama tujuh tahun dan telah menyandang gelar sebagai ahlinya kopi, Lidya tetap merasa gugup dalam proses pembuatan kopinya tersebut.
"Deg-degan sih. Tapi senang melihat pelanggannya excited," ujar Lidya. (Novi Thedora)