Liputan6.com, Yogyakarta - Perpanjangan upaya memperkenalkan, mempromosikan, sekaligus melestarikan kain wastra negara-negara ASEAN, Simposium Kain Tradisional ASEAN ke-7 digelar. Sempat jadi tuan rumah pada 2004, Indonesia kembali mendapat giliran menghelat gelaran dua tahun-an tersebut dengan menunjuk Yogyakarta sebagai lokasi penyelenggara.
Bersama tema "Merangkul Perubahan, Menghormati Tradisi", ada pesan mendalam yang ingin disampaikan di penyelenggaraan Simposium Kain Tradisional ASEAN 2019.
"Perubahan adalah bagian dari budaya. Eksplorasi perubahan jadi komponen penting dalam tradisi ASEAN. Jadi, inovasi yang ada di dunia tekstil harus diperlihatkan," tutur Ketua Panitia Gusti Kanjeng Ratu Hemas di Yogyakarta, Selasa (5/11/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kendati demikian, koridor perubahan masih harus memerhatikan tradisi yang ada. Kepala Sub Direktorat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Binsar Simanullang menambahkan, acara ini menjadi penting, mengingat wastra sebagai warisan tak benda merupakan bagian dari identitas diri.
Pemukulan kenong oleh Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Sekretaris Daerah Provinsi D.I. Yogyakarta Arofa Noor Indriyani, dan Ketua Wastraperma Adiati Arifin Siregar didampingi Presiden Masyarakat Wasta Asia Tenggara Paku Alam menandakan Simposium Kain Tradisional ASEAN 2019 secara resmi dibuka.
Dihadiri delegasi dari negara-negara sahabat, salah satu tamu kehormatan yang berada di tengah penyelenggaraan adalah Permaisuri Raja Malaysia, Permaisuri Agung Tunku Azizah Aminah Mainunah Iskandariah.
Di samping delapan negara ASEAN, Simposium Kain Tradisional ASEAN 2019 juga dihadiri sederet negara mitra, seperti Amerika, Australia, India, Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, Tiongkok, dan Uni Eropa.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tiga Acara Utama
Dalam penyelenggaraan hingga 8 November 2019, Simposium Kain Tradisional ASEAN 2019 terdiri dari tiga acara utama, yakni simposium, call for paper, dan tur dua hari.
Simposium dikuti 300-an peserta dan menghadirkan 23 pembicara yang merupakan pemerhati wastra dari 16 negara, yakni Inggris, Amerika Serikat, Australia, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Spanyol, Filipina, Indonesia, Kamboja, Thailand, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Laos, dan Vietnam.
Ada pula beberapa agenda pendukung, termasuk wastra expo, kompetisi fotografi, serta kompetisi kerajinan wastra yang terdiri dari empat kategori, yaitu tas, dompet, aksesori, juga selendang dan sarung.
Khusus wastra expo, sebanyak 41 stand yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan beberapa dari Malaysia terlibat. Di antaranya adalah Nikini Tenun Ikat, Tenun Sumba, Batik Sakamade, Batik Tulis Madura Tanjung Bumi, dan Canting Wira.
Study tour akan membuat para peserta menyambangi sederet tempat, yakni Makam Raja-Raja Imogiri, Kampung Batik Imogiri, Kerajinan Perak Kotagede, Candi Borobudur, Museum Ullen Sentalu, Tas Rajut Dowa, Galeri Indigo Batik, dan Apip's Batik.
Advertisement