Liputan6.com, Jakarta - Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi terpilih menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan MotoGP 2021. Beragam persiapan terus dikebut untuk menyambut ratusan ribu penonton yang ditargetkan hadir di gelaran akbar itu.
Salah satu yang jadi perhatian adalah ketersediaan akomodasi. Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah mengaku saat ini baru tersedia sekitar 10.000 kamar hotel untuk menampung para penonton.
Advertisement
Jumlah tersebut masih jauh dari target mengingat acara MotoGP diprediksi bakal dihadiri oleh 150.000 penonton. Untuk itu, pihaknya mengebut pendirian hotel dan menyiapkan tempat menginap alternatif lainnya.
Advertisement
Baca Juga
"Nanti bukan hanya tersedia hotel seperti biasa, tapi juga ada glamping yang ada saat MotoGP saja. Ada pula kapal pesiar," kata Rohmi usai peluncuran Calender of Event Lombok Sumbawa di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2020.
Layanan kapal pesiar bahkan sudah tersedia sejak 2019. Di kapal itu, penonton MotoGP juga bisa menginap.
Selain penyediaan akomodasi, Pemprov NTB juga gencar menyosialisasikan dan mempromosikan event MotoGP 2021 di Mandalika. Bahkan, tema utama untuk calender of event Lombok Sumbawa 2021 adalah Goes to Mandalika MotoGP 2021.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio berharap MotoGP 2021 efektif untuk membuka mata dunia tentang pariwisata di Mandalika, khususnya, dan Indonesia secara umum. Untuk itu, para pemangku kepentingan tak cukup hanya menyiapkan akomodasi dan keamanan, tetapi juga segala pernak-perniknya.
"MotoGP itu akan berlangsung sekitar enam hingga tujuh hari. Agar bisa meningkatkan pendapatan, kita juga harus meningkatkan kualitas suvenirnya. Kalau modelnya lebih bagus, bayarnya makin mahal," kata dia.
Ia meminta agar Mandalika juga menyediakan creative hub, layaknya di Labuan Bajo. Sementara menyiapkan infrastruktur, ia mengarahkan agar pemerintah NTB mencari potensi ekonomi kreatif masyarakat sekitar.
"Sehingga masyarakat sekitar tidak hanya menonton saja, tapi juga merasakan dampak positif kehadiran wisatawan, sehingga bisa menciptakan sebesar-besarnya lapangan pekerjaan. Tentunya, akselerasi pembangunan pariwisata akan lebih laju ke depan," tutur Wishnutama.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Perbaiki Status Keamanan
Menparekraf juga menyinggung soal status keamanan Indonesia secara umum. Ia kembali menyatakan bahwa selama ini posisi travel advise Indonesia selalu kuning.
Situasi itu tidak menguntungkan bagi pariwisata domestik mengingat negara-negara tetangga statusnya hijau, khususnya Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand. Apalagi, isu keamanan merupakan pertimbangan utama yang memengaruhi keputusan calon turis mendatangi satu destinasi.
"Kuning itu agak menyeramkan, bahasanya ekstra hati-hati. Kalau ada wisatawan yang hendak ke Asia Tenggara, akhirnya yang dipilih yang mirip-mirip kita, Vietnam, Malaysia," tutur Tama.
Ia mengatakan pihaknya sedang berupaya memperbaiki status keamanan Indonesia tersebut, bekerja sama dengan lembaga terkait, seperti BNPB dan Basarnas. "Agar kalau terjadi hal yang tidak diinginkan, langsung bertindak dengan cepat," ujarnya.
Advertisement