Tegakan Hukum dan Berantas Korupsi dengan Gerakan Jempol

Generasi muda punya pengaruh besar dalam hal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Feb 2020, 16:16 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2020, 16:16 WIB
Ilustrasi Hukum
Ilustrasi hukum. (dok. Bill Oxford/Unsplash/Adhita Diansyavira)

Liputan6.com, Jakarta - Kecanggihan teknologi di era sekarang, informasi dan opini dapat tersebar ke publik dengan cepat. Media tersebut dapat sebagai alat untuk penegakan hukum dan keadilan. Seperti yang diungkap Yan Kurniawan selaku Senior Analisis Drone Emprit, pada silent talk bertemakan Korupsi di Ciputra Artpreneur, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Februari 2020.

Yan mengungkapkan rasa optimisnya terhadap generasi muda di ranah keadilan dan hukum, termasuk juga yang terkait korupsi . Menurut Yan, generasi saat ini akan semakin kritis. Ada perbedaan perjuangan yang dilakukan generasi saat ini dan generasi sebelumnya.

Skill sederhana seperti public speaking, menulis dan kemampuan menyampaikan aspirasi bisa jadi senjata untuk mengkritik pihak-pihak yang dirasa melanggar dari jalur hukum. 

Dengan skill menulis dan paham akan isu yang dibahas, kaum muda dapat membuat tulisan di sosial media. Tulisan seperti opini dapat membuka pikiran orang banyak terkait suatu isu. Gerakan jempol yang sederhana tapi akan berarti luar biasa.

"Sepuluh tahun lagi kemungkinan lebih canggih. Untuk digital itu liberalism (bebas). Kita mau ngomong apa aja bisa," jelasnya. Namun Yan juga menambahkan skill yang perlu dilatih kaum milenial sebagai senjata untuk berperang menegakkan hukum.

"Dilatih membiasakan menyuarakan aspirasi. Efeknya memang tidak langsung, tapi perlu edukasi dari dini. Baru nantinya kita mulai merasakan hasilnya," sambungnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berantas Korupsi dan Pelanggaran Hukum

Kurnia Ramadhana dan Yan Kurniawan
Kurnia Ramadhana dan Yan Kurniawan pembicara di silent talk Satu Dekade Mata Najwa dengan tema Korupsi. (dok. Liputan6.com/Adhita Diansyavira)

Berbeda obrolan dengan Yan, Kurnia Ramadhana selaku staf Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan betapa besar pengaruh generasi muda pada pergerakan hukum dan pemberantasan korupsi di Indonesia. Ia menambahkan kasus korupsi bisa dibilang kasus yang unik.

Ia membuat perumpamaan dengan lubang di jalanan yang bisa saja memakan korban jiwa.

"Di situ ada hak kita. Ada korupsi di situ yang mempengaruhi di lubang jalan. Sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari," sambungnya.

Kurnia juga kembali menegaskan, korupsi di Indonesia tak akan hilang jika kita tidak bergerak.

"Korupsi tidak akan hilang jika kita hanya diam. Korupsi tidak akan hilang kalau kita tidak memantau isu negara hari ini. Korupsi tidak akan hilang kalau kita tidak didekatkan dengan isu-isu sekitar," tukasnya.  (Adhita Diansyavira)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya