Liputan6.com, Jakarta - Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling terdampak akibat mewabahnya virus corona. Untuk itu, pemerintah meluncurkan paket insentif khusus pariwisata yang ditetapkan dalam Rapat Terbatas Mengenai Lanjutan Pembahasan Dampak Virus COVID-19 Terhadap Perekonomian Indonesia, Selasa, 25 Februari 2020.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan paket insentif secara umum terbagi dua. Pertama adalah insentif untuk wisatawan mancanegara.
Pemerintah mengalokasikan tambahan dana sebesar Rp298,5 miliar. Bujet tersebut terdiri dari Insentif Airlines dan Travel Agent, Insentif dalam skema Joint Promotion, kegiatan promosi pariwisata, serta familiarization trip (famtrip) dan influencer.
Advertisement
Baca Juga
Sementara untuk wisatawan domestik, pemerintah akan mendiskon 30 persen harga tiket pesawat ke 10 tujuan wisata. Angka tersebut untuk kuota 25 persen kursi di setiap penerbangan ke 10 tujuan wisata.
"Dan ini berlaku selama tiga bulan yaitu Maret, April, dan Mei 2020. Program ini apabila dirasakan manfaatnya dapat dilanjutkan," kata Airlangga.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menambahkan, selain diskon penerbangan 30 persen yang diambil dari APBN, juga akan ada tambahan diskon sebesar 15,8 persen Avtur dari Pertamina.
Ada pula 5,64 persen diskon tarif penerbangan (PJP2u/PSC dan NAV) dari AP dan Airnav. Dengan begitu, total diskon tiket domestik yang bisa dimanfaatkan wisatawan nusantara secara rata-rata adalah 51,44 persen untuk 25 persen dari kapasitas tempat duduk dalam satu penerbangan.
"Kebijakan ini akan berlangsung selama tiga bulan," kata dia dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Diskon tiket pesawat tersebut berlaku untuk maskapai domestik dengan tujuan destinasi Denpasar, Batam, Bintan, Manado, Yogyakarta, Labuan Bajo, Belitung, Lombok, Danau Toba, dan Malang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sasaran Insentif Mancanegara
Wishnutama mengatakan, insentif yang diberikan untuk pasar mancanegara akan diarahkan ke pasar-pasar wisatawan mancanegara yang memiliki average spending per arrival (ASPA) tinggi.
"Insentif dengan angka Rp298,5 miliar akan memberikan dampak untuk mengakselerasi atau menarik wisatawan sebesar 736 ribu orang dari negara-negara fokus pasar dengan ASPA tinggi. Dari jumlah kunjungan tersebut diperkirakan bisa menghasilkan devisa sebesar Rp13 triliun," kata dia.
Adapun pasar wisman yang memiliki ASPA tinggi, seperti Australia sebesar 1.800 dolar AS, Timur Tengah 2.200 dolar AS, serta pasar lainnya seperti Amerika, Eropa, dan Asia.
Pemerintah juga mendorong adanya insentif sesuai dengan usulan asosiasi bahwa tarif pajak hotel dan restoran di 10 destinasi wisata dinolkan. Untuk itu, pemerintah akan mensubsidi atau memberikan hibah kepada pemerintah daerah yang terdampak akibat penurunan tarif pajak hotel dan restoran di daerah sebesar Rp3,3 triliun.
Selain itu, di APBN juga terdapat Rp147 miliar DAK Fisik pariwisata yang sampai saat ini belum mampu digunakan daerah. Rencananya, DAK tersebut akan dikonversi menjadi hibah ke daerah sehingga bisa memacu perkembangan pariwisata.
Kebijakan lain yakni mendorong pergerakan wisnus dengan terus mempromosikan wisata dalam negeri, mendorong dilakukannya pertemuan-pertemuan dari instansi pemerintah dan korporasi di destinasi-destinasi wisata dalam negeri. Selain itu mempromosikan event-event (musik, olahraga) yang sudah ada di dalam negeri.
Di sisi lain juga dilakukan upaya untuk menarik potensi MICE dan event internasional agar bisa diselenggarakan di Indonesia. Wishnutama berharap dengan skema insentif yang diberikan pemerintah ini menjadi solusi terbaik bagi sektor pariwisata.
"Tidak hanya berdampak pada kunjungan wisman, tapi pada akhirnya akan berdampak kepada kesejahteraan masyarakat melalui aktivitas pariwisata," ujarnya.
Selama ini, pariwisata merupakan sektor padat karya yang menyerap lebih dari 13 juta pekerja. Angka itu belum termasuk dampak turutan atau multiplier effect yang mengikuti termasuk industri turunan yang terbentuk di bawahnya.
Advertisement