Cerita Perawat yang Tak Bisa Belanja Makanan karena Dampak Panic Buying

Seorang perawat meminta warga untuk tidak bersikap egois tanpa memikirkan kebutuhan orang lain.

oleh Henry diperbarui 24 Mar 2020, 01:03 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2020, 01:03 WIB
Ilustrasi Perawat pasien corona Covid-19
Seorang perawat beristirahat di pagi hari setelah shift malam selama 12 jam di rumah sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, 12 Maret 2020. Para pekerja kesehatan Italia kelelahan setelah selama bermingu-minggu mereka yang berada di garda terdepan memerangi pandemi virus corona. (Paolo MIRANDA/AFP)

Liputan6.com, Jakarta -  Perintah untuk social distancing bahkan lockdown karena virus Corona Covid-19 diterapakan di banyak negara. Tapi, hal itu tidak seharusnya membuat orang-orang melakukan panic buying.

Memborong belanjaan apalagi yang kurang dibutuhkan hanya akan membuat boros dan merugikan orang lain. Salah satu pihak yang akan kena imbasnya seperti para pekerja medis yang tidak kebagian perlengkapan kesehatan hingga makanan.

Seorang perawat di Inggris bernama Dawn Bilbrough jadi viral karena unggahan videonya di Facebook baru-baru ini. Sebagai perawat yang sibuk mengurus pasien, ia tak punya banyak waktu untuk belanja.

Saat akhirnya bisa belanja ke supermarket, Dawn malah tidak menemukan bahan makanan untuk dibeli karena orang-orang yang panic buying.

"Aku baru saja keluar dari supermarket. Tidak ada buah dan sayuran. Aku sedikit menangis di sana," ucap Dawn di dalam mobil di video unggahannya pada 19 Maret 2020.

"Aku adalah suster perawatan kritis. Aku baru menyelesaikan kerja 48 jam dan aku hanya ingin membeli beberapa barang untuk 48 jam ke depan. Tapi ternyata tidak ada buah, tidak ada sayuran. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa tetap sehat," tambahnya dengan berlinang air mata.

Melalui video itu, Dawn pun meminta orang-orang untuk tidak bersikap egois dengan melakukan panic buying yang berarti tidak memikirkan kebutuhan orang lain.

"Orang-orang ini yang hanya memborong makanan pokok di rak-rak, kamu harus menghentikannya. Karena ada orang-orang sepertiku, yang akan merawatmu ketika kamu ada di kondisi terparah... hentikan. Tolong," ujar Dawn lagi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Desakan Menteri Inggris

Cerita Perawat di Inggris yang Tak Bisa Belanja Karena Dampak Panic Buying
Cerita Perawat di Inggris yang Tak Bisa Belanja Karena Dampak Panic Buying. (dok.Facebook @Dawn Bilbrough/https://web.facebook.com/dawn.bilbrough.9/Henry)

Selain Dawn, beberapa perawat lain juga beralih ke media sosial untuk mengungkap kesedihannya karena orang-orang yang memborong belanjaan.

"Untuk mereka yang membeli karena panik, kamu mengambil makanan dari orang-orang yang butuh kekuatan untuk menjagamu dan keluargamu. Pikir lagi!" cuit akun @grumpcrusader di Twitter.

Para pembeli telah mengosongkan seluruh rak dagangan di supermarket, terutama gulungan tisu toilet, dan menimbun makanan seperti pasta dan kacang polong beku.

Dilansir dari The Guardian, sebanyak 1.2 miliar dolar AS atau sekitar Rp194 triliun akan makanan tambahan telah dikeluarkan selama tiga pekan terakhir, menekan supermarket-supermarket secara masif. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Lingkungan George Eustice.

Dalam jumpa pers, Eustice mendesak warganya untuk bertanggung jawab saat berbelanja dengan memikirkan orang lain dan tidak melakukan panic buying.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya