Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Charles dinyatakan terinfeksi corona COVID-19 pada Rabu, 25 Maret 2020, waktu Inggris. Ayah Pangeran William dan Pangeran Harry ini dikabarkan baik-baik saja dan tetap menjalankan tugasnya di rumah.
"Prince of Wales telah dites positif terkena virus corona," kata juru bicara Clarence House mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan yang dilansir People, Kamis (26/3/2020).
"Ia telah menunjukkan gejala-gejala ringan. Tapi, tetap dalam kesehatan yang baik dan telah bekerja dari rumah selama beberapa hari terakhir seperti biasa," lanjut pernyataan itu.
Advertisement
Baca Juga
Istri Pangeran Charles, Duchess of Cornwall telah dites dan negatif corona COVID-19. Sesuai saran pemerintah dan medis, Charles dan Camilla kini mengisolasi diri di rumah mereka di Skotlandia.
"Tidak mungkin memastikan dari siapa Pangeran Charles tertular virus karena banyaknya keterlibatan yang ia lakukan dalam peran publik selama beberapa minggu terakhir," begtu bunyi pernyataan yang dimaksud.
Tak hanya Pangeran Charles, nyatanya ada pula anggota kerajaan lain yang telah dinyatakan positif corona COVID-19.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Pangeran Albert II
Pangeran Albert II dari Monako dinyatakan positif mengidap corona COVID-19. Hal ini menjadikan lelaki 62 tahun ini sebagai kepala negara pertama yang mengumumkan bahwa ia terinfeksi virus kali pertama terdeteksi di Wuhan, Tiongkok tersebut.
"Gejala saya mirip flu, tetapi rasanya seperti kasus yang cukup ringan," katanya pada People. Ia juga mengaku agak demam, namun tak terlalu buruk dan sedikit batuk.
"Saya pilek beberapa hari pertama, itu pertanda awal. Saya merasa sedikit sesak, itu saja," lanjutnya.
Karl von Habsburg
Karl von Habsburg, Archduke Austria, adalah anggota kerajaan pertama yang diketahui positif mengidap virus corona COVID-19. Kepala House of Habsburg-Lorraine ini menyebut ke televisi Austria channel oe24 bahwa ia mengalami gejala mirip flu lebih dari seminggu lalu.
"Ini menjengkelkan, tapi saya baik-baik saja. Ini bukan Black Plague (Wabah Hitam). Saya pikir itu adalah flu biasa. Ketika seorang teman menelepon dan menyebut ia positif di sebuah kongres di Swiss, saya juga dites," jelasnya.
Advertisement