Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19, dari Otomotif sampai Hotel

Di Malang Jawa Timur, berbagai hotel menawarkan paket isolasi mandiri untuk mereka yang berstatus ODP dengan harga yang jauh di bawah tarif normal.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Mei 2020, 01:47 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 00:07 WIB
Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19, dari Otomotif sampai Hotel
Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19, dari Otomotif sampai Hotel. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Dua bulan telah berlalu sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia pada 2 Maret 2020. Pun demikian, hingga kini jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah dari hari ke hari.

Sektor bisnis pun terus menunjukkan gejala pelemahan akibat pandemi yang belum terlihat ujungnya ini. Karena itu tak mengherankan, jika CEO Daya Qarsa Consultant, Apung Sumengkar menyebut banyak pebisnis yang mulai diliputi keresahan atas masa depan bisnisnya.

“Banyak pebisnis yang saya kenal menyampaikan kekhawatirannya, karena masih adanya ketidakpastian kapan pemerintah dapat mengatasi dampak dari krisis Covid 19. Bahkan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) sejak awal April lalu sudah mengeluarkan pernyataan pada bahwa mereka hanya bisa menggaji karyawan hanya sampai bulan Juni,” papar Apung.

Apung sendiri sebelumnya pernah berkarir sebagai konsultan di kantor konsultan global McKinsey & Co dan Deloitte Consulting serta mantan professional di Unilever, PZ Cussons dan Toyota Motor Manufacturing Indonesia itu.

Meski begitu, situasi tidak akan selamanya kelam. Akan selalu ada cahaya di ujung lorong yang paling gelap sekalipun. Karena itu, meskipun di tahun ini ekonomi Indonesia diprediksi anjlok, seirama dengan perekonomian global, namun sejumlah pihak telah memaparkan prediksi perbaikan ekonomi Indonesia di tahun depan.

Dari Kementerian Keuangan Indonesia, Asian Development Bank hingga Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5% di tahun 2021.

“Sebagai pebisnis, kita memang harus memiliki pandangan jauh ke depan. Kita harus selalu hope for the best seraya prepare for the worst, karena itu para pelaku bisnis bisa mempersiapkan resources yang mereka miliki sedari dini untuk menghadapi semua perubahan yang akan terjadi,” ujar Apung.

Apung melanjutkan, berdasarkan analisis Daya Qarsa, pebisnis harus menyiapkan strategi bisnis yang komprehensif untuk menghadapi masa kelam ini agar kelak bisa menyongsong masa depan dengan gemilang. “Karena itu kami menyarankan empat hal yang perlu diperhatikan pada saat pebisnis menyusun strategi bisnis, yaitu mencermati manajemen pendapatan dengan ketat, melakukan optimalisasi biaya, memastikan manajemen SDM dan memastikan kesiapan infrastruktur pendukung,” urai Apung.

Contoh sederhananya, di lini manajemen pendapatan, pebisnis harus menghindari kerugian lebih lanjut seraya mencari sumber pendapatan baru dan mempertahankan stabilitas arus kas. Sementara itu pos-pos biaya wajib diminimalisasi dengan mencari cara yang lebih cost effective dalam berinteraksi dengan pelanggan.

Beragam contoh implementasi strategi tersebut yang bisa diterapkan. Antara lain mengefisiensikan biaya komunikasi dengan pelanggan dengan cara melakukan penjualan langsung kepada pelanggannya.

“Implementasi strategi penjualan langsung nampak sudah diterapkan oleh berbagai perusahaan ketika krisis Covid-19 di Indonesia terus berlanjut. Di antaranya melalui kanal marketplace dengan membuka official store mereka di platform tersebut sehingga pelanggan bisa membeli langsung dari perusahaan,” papar Apung.

Beragam implementasi strategi di atas pun sudah nampak mulai dijalankan oleh berbagai pihak di dalam dan luar negeri. Dari luar negeri, sebagaimana telah banyak disorot media massa, sejumlah pabrikan otomotif dan hotel, dua di antara berbagai sector yang sangat terpukul akibat pandemi ini, mengalihfungsikan aset yang mereka miliki untuk memproduksi barang atau jasa yang lebih relevan di masa krisis Covid-19.

Seperti pabrikan mobil Ferrari dan Fiat asal Italia yang mengalihkan fungsi dan keahlian manufaktur yang mereka miliki untuk membantu pemerintah Italia dalam memproduksi ventilator untuk membantu pasien yang terjangkit Corona di Italia.

Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19, dari Otomotif sampai Hotel
Strategi Bisnis Komprehensif Melawan Krisis Pandemi Covid-19, dari Otomotif sampai Hotel. foto: istimewa

Begitu pula di dalam negeri. Di Bandung, Jawa Barat, hotel bintang lima Grand Preanger mengalihkan puluhan unit kamar mereka untuk para pejuang garda depan melawan pandemi Covid-19, yakni para tenaga kesehatan. Di Malang Jawa Timur, berbagai hotel menawarkan paket isolasi mandiri untuk mereka yang berstatus ODP dengan harga yang jauh di bawah tarif normal.

Tak terhitung juga para pengusaha dari berbagai sector lainnya yang banting setir habis-habisan agar bisnisnya tetap bertahan untuk menghindari merumahkan atau mem-PHK karyawannya.

Ada pengusaha kosmetika yang merilis produk hand sanitizer, perancang busana kenamaan yang beralih menjadi produsen pakaian alat pelindung diri dengan tujuan mulia agar bisa menolong kekurangan APD dengan segera. Bahkan, sebuah brand ponsel domestik turut merilis produk thermo-gun, alias thermometer tembak yang sempat langka luar biasa beberapa waktu silam.

“Para pebisnis yang kreatif ini, baik dengan tujuan komersial atau nirlaba, merupakan sosok-sosok yang tanggap dengan perubahan dan responsive dalam menyiapkan strategi untuk menyelamatkan bisnis mereka dan tentu yang lebih mulia lagi, demi melanjutkan penghidupan para karyawannya,” papar Apung.

Pada akhirnya, krisis ini dipastikan akan melahirkan sosok-sosok pebisnis tangguh, yang akan keluar sebagai pemenang dengan bereaksi secara cepat, menggunakan amunisi strategi yang terkelola dengan baik. Dan mereka, para pemenang, adalah orang-orang yang mampu menjalankan kalimat emas yang digaungkan mendiang John F. Kennedy beberapa dekade silam.

“Seperti yang diungkapkan JFK, kata krisis dalam bahasa Cina terdiri dari dua karakter Wei dan Ji, yang mewakili aspek tantangan dan peluang. Karena itu saya mengajak teman – teman pebisnis untuk tidak berputus asa dalam menghadapi krisis saat ini karena krisis Covid 19 tidak hanya menyediakan tantangan tapi juga peluang," tutur Apung.

?Banyak sekali pebisnis sukses yang justru memulai kesuksesannya pada saat krisis. Sekarang tergantung kejelian dan kegigihan kita sebagai pebisnis untuk melihat peluang – peluang bisnis apa yang sebaiknya kita raih di masa krisis ini,” tandas Apung.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya