Liputan6.com, Jakarta - Mesir membuka kembali hotel untuk para wisatawan, meski begitu, para tamu akan dipaksa untuk mengikuti deretan aturan di tengah pandemi corona Covid-19 seperti saat ini.
Dilansir The Sun, Selasa (5/5/2020), hotel hanya akan dapat beroperasi pada kapasitas sekitar 25 persen dan harus memiliki klinik dan dokter di tempat karena telah ada lebih dari 6 ribu kasus dan lebih dari 400 kematian karena virus corona baru.
Advertisement
Baca Juga
Peraturan baru, awalnya hanya akan melihat pada wisatawan domestik, dengan langkah-langkah kesehatan tambahan baru di tempat hingga akhir Mei, demikian dikatakan kabinet negara tersebut pada Minggu, 3 Mei 2020.
Agar hotel dapat beroperasi kembali, mereka harus memiliki klinik dengan dokter residen. Para dokter harus secara teratur memeriksa suhu dan memasang peralatan disinfeksi, kata kabinet dalam sebuah pernyataan.
Tamu harus terdaftar secara daring dan pekerja harus menjalani rapid test corona Covid-19 ketika memasuki resor. Sementara bangunan kecil harus ditetapkan sebagai area karantina untuk kasus virus corona yang positif atau diduga.
Mulai 1 Juni mendatang, hotel di Mesir akan diizinkan untuk bekerja dengan kapasitas maksimum 50 persen. Resor tidak diizinkan menggelar pernikahan atau pesta, mengatur kegiatan hiburan, melayani shisha, atau menawarkan prasmanan terbuka.
Perlahan-lahan
Sebaliknya, restoran hotel akan bergantung pada menu yang telah ditentukan sebelumnya dan ruang yang lebih luas di antara meja.
Pemerintah telah menangguhkan penerbangan penumpang internasional dan menutup hotel, restoran, dan kafe, serta memberlakukan jam malam.
Corona Covid-19 telah mematikan sektor pariwisata Mesir, yang menyumbang 12 hingga 15 persen dari produk domestik bruto, yang menyebabkan kerugian yang diperkirakan mencapai 1 miliar dolar AS atau setara Rp15 triliun per bulan.
Mesir telah melonggarkan batasannya untuk bulan puasa Ramadan, yang memungkinkan lebih banyak bisnis untuk membuka kembali dan memperpendek jam malam. Perdana Menteri Mostafa Madbouly mengatakan negara itu akan mulai kembali ke kehidupan normal secara bertahap setelah Ramadan.
Advertisement